Newsletter

Corona Durjana! Prancis Sampai Tetapkan Darurat Nasional

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 October 2020 06:15
Wall Street/Brendan McDermid | Reuters
Ilustrasi Bursa Saham New York (Brendan McDermid | Reuters)

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA turun 0,58% ke 28.514, S&P 500 terkoreksi 0,66% menjadi 3.488,67, dan Nasdaq Composite berkurang 0,8% ke 11.768,73.

Investor di bursa saham New York kecewa dengan perkembangan terbaru pembahasan stimulus fiskal di Negeri Adidaya. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan sepertinya kesepakatan paket stimulus sulit untuk diwujudkan sebelum pemilihan presiden (pilpres) yang akan dihelat awal November mendatang.

"Untuk saat ini saya bisa bilang menyepakati sesuatu sebelum pilpres dan melaksanakannya akan sulit. Namun kami akan terus mencoba untuk mengatasi masalah ini," kata Mnuchin dalam acara Milken Institute Global Conference di Washington, seperti dikutip dari Reuters.

Kemarin, Nancy Pelosi (Ketua House of Representatives, salam satu dari dua kamar yang membentuk Kongres AS) menolak proposal paket stimulus bernilai US$ 1,8 triliun yang diajukan Gedung Putih. Angka tersebut masih di bawah usulan Partai Demokrat yaitu US$ 2,2 triliun.

Drew Hammill, Juru Bicara Pelosi, mengatakan kedua pihak sudah melakukan dialog tetapi belum mencapai kesepakatan. Mnuchin dan Pelosi dijadwalkan kembali berdialog pada Kamis waktu Washington.

"Pekan lalu, optimisme terbang tinggi seperti roket tetapi sekarang jatuh ke bumi. Namun saya rasa secara garis besar sudah ada kesamaan pandangan dari pemerintah dan Kongres soal stimulus, tinggal mengurus hal-hal detail dan kapan pelaksanaannya," kata Mike Zigmont, Head of Trading and Research di Harvest Volatility Management yang berbasis di New York, seperti diwartakan Reuters.

Namun koreksi di Wall Street tertahan oleh rilis laporan keuangan Goldman Sachs yang impresif. Pada kuartal III-2020, Goldman Sachs membukukan laba US$ 3,5 miliar, naik hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,8 miliar. Laba per saham (Earnings per Share/EPS) mencapai rekor tertinggi yaitu US$ 9,68, jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv dengan perkiraan US$ 5,57.

Sedangkan laporan keuangan Well Fargo agak kurang memuaskan. Bank dengan aset terbesar keempat di Negeri Paman Sam itu membukukan laba US$ 1,72 miliar atau EPS US$ 42 sen pada kuartal III-2020. Sedikit lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yakni US$ 45 sen.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular