
Tunggu Arahan dari MH Thamrin, Bisakah IHSG & Rupiah Perkasa?

Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu dari Wall Street, yang bakal menjadi sentimen positif. Semoga optimisme d New York bisa menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai ke Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua, pelaku pasar perlu terus memonitor perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 12 Oktober 2020 mencapai 37.423.650 orang. Bertambah 307.403 orang (0,83%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Eropa masih menjadi pusat perhatian karena Benua Biru menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Per 12 Oktober, jumlah pasien positif corona tercatat 7.011.756 orang. Bertambah 87.100 orang (1,26%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (29 September-12 Oktober), rata-rata pasien baru bertambah 88.829 orang per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 63.343 orang.
Pertumbuhan kasus juga mengalami percepatan. Dalam dua pekan terakhir, rata-rata jumlah pasien baru bertambah 1,4% per hari. Lebih cepat ketimbang dua pekan sebelumnya yaitu 1,2%.
Perkembangan ini membuat sejumlah negara Eropa memperketat kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson akan memberlakukan sosical distancing berdasarkan kategori wilayah.
Kategori pertama adalah wilayah berisiko sedang. Beberapa larangan di wilayah dengan kategori ini adalah warga dilarang berkumpul lebih dari enam orang di luar rumah (rule of six), restoran dan bar wajib tutup lebih awal yaitu pukul 22:00.
Kategori kedua adalah wilayah berisiko tinggi, yang akan diterapkan di daerah Manchester dan sekitarnya, Birmingham, Nottingham, Leicester, serta Leeds. Warga yang berasal dari rumah tangga berbeda tidak berkumpul di dalam ruangan, rule of six tetap berlaku, dan membatasi perjalanan ke luar rumah.
Kategori ketiga adalah wilayah berisiko sangat tinggi, yang sejauh ini hanya mencakup Merseyside (termasuk kota juara Liga Primer Inggris, Liverpool). Sejumlah larangan yang berlaku di wilayah ini antara lain:
- Warga jangan bertemu dengan orang yang tidak serumah.
- Bar dan pub tidak boleh buka.
- Resepsi pernikahan tidak boleh dilakukan.
- Warga sebaiknya tidak keluar-masuk wilayah kecuali untuk bekerja, sekolah, dan merawat orang sakit.
- Warga jangan menginap di wilayah lain dengan risiko yang lebih rendah.
"Kita harus segera bertindak untuk menyelamatkan nyawa. Jika kita biarkan virus merajalela, maka kita tidak hanya menghadapi tingginya angka kematian tetapi juga peningkatan beban bagi tenaga medis," tegas Johnson di hadapan parlemen, seperti diwartakan Reuters.
Tidak hanya Inggris, Italia pun menyiapkan upaya pengetatan social distancing. Roberto Speranza, Menteri Kesehatan italia, berencana melarang sejumlah kegiatan yang berisiko meningkatkan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Misalnya, pesta keluarga seperti perayaan ulang tahun, pernikahan, dan sebagainya akan dilarang. Jam operasional restoran dan bar juga akan dipersingkat, terutama di wilayah sekitar Roma.
Bahkan Speranza membuka opsi untuk membatasi kegiatan olahraga dengan kontak fisik yang tidak bisa menggunakan masker. Apakah itu termasuk sepakbola, Speranza belum memberikan petunjuk lebih lanjut.
"Sekarang kita perlu menambah kecepatan dengan melakukan berbagai intervensi. Tidak sedrastis kebijakan sebelumnya, tetapi mampu membuat kita mengendalikan wabah," kata Speranza dalam wawancara dengan RAI.
Perkembangan ini membuat prospek pemulihan ekonomi menjadi semakin buram. Akibatnya, pelaku pasar bisa saja memilih bermain aman dan menghindari risiko.
