
Ekspor-Impor Diramal Nyungsep Lagi, RI Kian Dekati Resesi...?

Apesnya, situasi ini tidak hanya terjadi di AS. Bahkan lonjakan kasus corona pun terjadi di negara-negara yang awalnya digadang-gadang sudah 'menang perang' seperti Vietnam dan Selandia baru. Dua negara ini pun terpaksa kembali mengetatkan social distancing.
Kegiatan warga yang pada Juni sempat meningkat kembali 'tiarap'. Permintaan yang awalnya meningkat harus turun lagi. Kelesuan perdagangan dunia tercermin dari Baltic Dry Index.
Pada Juni, indeks ini bergerak dalam tren meningkat dari di bawah 1.000 menjadi 1.700-an pada akhir bulan. Baltic Dry Index sempat melesat ke hampir 2.000 pada pertengahan Juli, tetapi kemudian ambles ke kisaran 1.300 pada akhir bulan itu. Hingga pertengahan Agustus, Baltic Dry Index belum bisa menyamai pencapaian medio Juli.
Dengan prospek ekspor-impor yang suram pada Juli, Indonesia patut waspada. Sebab kebangkitan ekonomi yang digadang-gadang bakal terjadi pada paruh kedua 2020 kemungkinan bakal tertunda.
Lebih mencemaskan lagi, risiko Indonesia untuk jatuh ke jurang resesi sepertinya masih tinggi. Kalau ekspor-impor tidak bisa bangkit pada Agustus dan September, maka bukan tidak mungkin PDB Tanah Air pada kuartal III-2020 masih akan berada di zona negatif seperti pada kuartal sebelumnya. Kontraksi ekonomi dalam dua kuartal beruntun adalah definisi dari resesi.
Amit-amit jabang bayi...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)