
Rupiah Rasanya Baik-baik Saja, Bisa Dong BI Turunkan Bunga...

BI kini bisa lebih tenang karena rupiah (semoga) tidak akan kenapa-kenapa. So, sekarang adalah saat yang tepat bagi bank sentral untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, ekonomi Indonesia sepertinya akan terkontraksi -3,1% pada kuartal II-2020. Kalau proyeksi ini terwujud, maka akan menjadi kali pertama ekonomi Indonesia masuk zona minus sejak kuartal I-1999. Kala itu, ekonomi Tanah Air terkontraksi -6,13%.
BI bisa mengambil peran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memberi stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan. Kala suku bunga acuan turun, diharapkan suku bunga simpanan perbankan akan mengikuti dan kemudian disusul oleh suku bunga kredit.
Saat suku bunga kredit rendah, dunia usaha dan rumah tangga akan berminat untuk mengambil pinjaman. Terjadi ekspansi konsumsi dan investasi sehingga bisa mendongrak pertumbuhan ekonomi.
Pada April, penyaluran kredit perbankan Indonesia hanya tumbuh 5,73% YoY. Ini adalah laju terlemah sejak November 2009.
Kredit perbankan ibarat 'darah' bagi perekonomian. Kala darah tidak mengalir lancar, maka seluruh tubuh akan menderita. Saat penyaluran kredit perbankan lesu, ekonomi pun jadi lunglai.
Oleh karena itu, butuh rangsangan untuk kembali menaikkan pertumbuhan kredit agar ekonomi bisa bergairah lagi. Salah satunya dengan menurunkan suku bunga acuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji)