Newsletter

Semesta Sudah Mendukung, Akankah Ada Happy Monday Hari ini?

Tri Putra, CNBC Indonesia
08 June 2020 06:15
IHSG Bursa Efek Indonesia.
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Munculnya segudang sentimen positif bukan berarti tidak ada sentimen negatif yang muncul dari pasar global hari ini. Salah satu sentimen yang bisa menyebabkan IHSG tergelincir hari ini adalah rilis data ekspor China yang terkontraksi di bulan Mei.

Sementara impor Negara Panda menjadi catatan terburuk selama 4 tahun terakhir. Ekspor bulan Mei terkontraksi 3,3% secara dibanding Mei tahun sebelumnya (YoY), setelah bulan April sebelumnya berhasil mengalahkan ekspektasi berekspansi 3,5% tentunya ini diatas konsensus yang dihimpun Reuters yang meramal akan terjadi kontraksi 7%.

Catatan ekspor China walaupun buruk, masih lebih baik daripada catatan impornya. Impor China tumbang setelah terkontraksi 16,7% secara YoY, memburuk dari bulan April yang ‘hanya’ terkontraksi 14,2%.

Ini adalah catatan terburuk China secar Januari 2016. Secara konsensus sendiri diprediksikan impor China hanya terkontraksi 9,7%.

“Tingkat ekspor diuntungkan oleh pasar ASEAN dan depresiasi mata uang, sedangkan tingkat impor dipengaruhi oleh ketidakcukupan permintaan domestik dan harga-harga komoditas yang anjlok,” ujar Wang Jun ekonom dari Zhongyuan Bank.

Hasilnya China membukukan surplus perdagangan sebesar 62,93 miliar US dollar, tertinggi selama Reuters melakukan pencatatan angka ini sejak 1981. Bandingkan dengan konsensus yang dihimpun Reuters yang hanya memprediksi terjadinya surplus sebesar 39 miliar US dollar.

Surplus perdagangan antara China-AS kembali melebar ke angka 27,89 miliar US dollar menurut kalkulasi Reuters. Ngerinya hal ini muncul ditengah tensi China-AS yang sedang panas.

Akan tetapi sebuah sumber yang tidak ingin namanya disebutkan mengatakan untuk sekarang Presiden AS Donald Trump tidak memiliki pilihan lain yang lebih baik selain tetap menjalankan perjanjian dagang fase pertama.

Selain itu kabar buruk juga muncul dari dalam negeri setelah rilis data Juru Bicara Pemerintah Khusus untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto pada Sabtu lalu (6/6/20) yang menunjukkan penambahan harian kasus positif virus nCov-19 kembali memcahkan rekor baru yaitu 993 orang positif dalam sehari dengan total 30.514 pasien positif.

Capaian ini melewati catatan kasus per 21 Mei 2020, saat itu Gugus Tugas mencatat adanya penambahan kasus positif sebanyak 973 kasus. Juru Bicara Pemerintah Khusus untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto berdasarkan rekapitulasi data nasional, Sabtu (6/6) mengatakan pasien sembuh bertambah 464 orang sehingga total menjadi 9.907 orang.

Adapun kasus kematian bertambah 31 orang sehingga total mencapai 31 total 1.801 orang. Rilis data ini tentunya akan mendatangkan ketakutan bagi para pelaku pasar akan munculnya gelombang kedua virus Covid-19.

Apalagi banyak yang berpendapat bahwa gelombang pertama virus corona saja belum berhasil dilewati. Mengingat di berberapa negara seperti Korea Selatan, yang setelah perekonomianya dibuka, sempat melakukan pengetatan karantina kembali setelah ketakutan akan munculnya gelombang pandemi jilid 2 datang dengan munculnya klaster-klaster penyebaran baru.

(trp/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular