
Newsletter
Asing 'Menggila', IHSG-Rupiah Siap Tembus Level Psikologis
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 June 2020 06:09

Bursa saham AS (Wall Street) kembali mencatat penguatan pada perdagangan Rabu, ditopang rilis data ekonomi yang lebih bagus dari prediksi, memberikan harapan perekonomian akan segera bangkit setelah kebijakan lockdown di longgarkan.
Indeks Dow Jones menguat 2,1% ke 26.269,89, dan membukukan penguatan tiga hari beruntun. Indeks S&P 500 mencatat penguatan 4 hari beruntun, terpanjang sejak bulan Februari setelah menguat 1,4% di 3.122,87 kemarin. Indeks Nasdaq menguat 0,8% ke 9.682,91.
Automatic Data Processing Inc (ADP) kemarin merilis data tenaga kerja AS sektor swasta yang kembali merosot, tetapi lebih baik dari estimasi. Begitu juga dengan Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan kontraksi sektor jasa AS tak seburuk prediksi.
"Kita sekali lagi melihat investor masuk ke aset-aset berisiko hari ini. Semua itu berhubungan dengan data ekonomi yang dirilis. Pasar berfikir yang terburuk sudah lewat, dan ekonomi mulai bangkit," kata Ryan Nauman, ahli stretegi pasar di Financial Intelligence, sebagaimana dilansir CNBC International.
Indeks S&P 500 sudah menguat 2% sepanjang bulan Juni, dan jika dilihat dari level terendah Maret, ketika mengalami aksi jual akibat Covid-19, S&P 500 sudah melesat lebih dari 42%.
Selain itu, data yang dikumpulkan oleh LPL Financial menunjukkan penguatan S&P 500 dalam 50 hari terakhir merupakan yang terbesar sepanjang sejarah.
Sementara itu tensi di negeri Paman Sam mulai menurun setelah demonstrasi anti-rasisme yang terjadi akibat meninggalnya warga kulit hitam George Floyd oleh polisi mulai berjalan damai, kerusuhan mereda di berbagai negara bagian.
Demonstrasi tersebut memasuki hari ke 8 dan sebelumnya terjadi kerusuhan nyaris di berbagai negara bagian dan kota besar. Senin lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan telah memerintahkan ribuan tentara yang bersenjata lengkap, personel militer dan petugas penegak hukum untuk mengamankan demo anti-rasisme.
"Saya memobilisasi semua sumber daya federal dan lokal, sipil dan militer, untuk melindungi hak-hak hukum orang Amerika yang taat," kata Trump dalam pidato di Gedung Putih, Senin (1/6/2020).
"Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Pengawal Nasional (Garda Nasional) dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi," tambah Trump, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
"Jika kota atau negara bagian menolak mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti warga mereka, saya akan menurunkan pasukan militer AS dan segera menyelesaikan masalah mereka," tegas Trump.
Usai pernyataan Trump tersebut, Kementerian Pertahanan AS mengatakan mengirim 16.000 tentara untuk mengamankan wilayah Washington DC, ibukota Amerika Serikat.
Presiden Trump belum lagi memberikan pernyataan sejak awal pekan tersebut.
"Meski ada beberapa isu penting, seperti kerusuhan di AS, hubungan dengan China, dan pandemi Covid-19, pasar saham tetap berfokus pada satu hal, diputarnya kembali roda perekonomian di AS dan secara global," kata Jim Paulsen, kepala strategi investasi di Leuthold Group, sebagaimana dilansir CNBC Internasional. (pap)
Indeks Dow Jones menguat 2,1% ke 26.269,89, dan membukukan penguatan tiga hari beruntun. Indeks S&P 500 mencatat penguatan 4 hari beruntun, terpanjang sejak bulan Februari setelah menguat 1,4% di 3.122,87 kemarin. Indeks Nasdaq menguat 0,8% ke 9.682,91.
Automatic Data Processing Inc (ADP) kemarin merilis data tenaga kerja AS sektor swasta yang kembali merosot, tetapi lebih baik dari estimasi. Begitu juga dengan Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan kontraksi sektor jasa AS tak seburuk prediksi.
"Kita sekali lagi melihat investor masuk ke aset-aset berisiko hari ini. Semua itu berhubungan dengan data ekonomi yang dirilis. Pasar berfikir yang terburuk sudah lewat, dan ekonomi mulai bangkit," kata Ryan Nauman, ahli stretegi pasar di Financial Intelligence, sebagaimana dilansir CNBC International.
Indeks S&P 500 sudah menguat 2% sepanjang bulan Juni, dan jika dilihat dari level terendah Maret, ketika mengalami aksi jual akibat Covid-19, S&P 500 sudah melesat lebih dari 42%.
Selain itu, data yang dikumpulkan oleh LPL Financial menunjukkan penguatan S&P 500 dalam 50 hari terakhir merupakan yang terbesar sepanjang sejarah.
Sementara itu tensi di negeri Paman Sam mulai menurun setelah demonstrasi anti-rasisme yang terjadi akibat meninggalnya warga kulit hitam George Floyd oleh polisi mulai berjalan damai, kerusuhan mereda di berbagai negara bagian.
Demonstrasi tersebut memasuki hari ke 8 dan sebelumnya terjadi kerusuhan nyaris di berbagai negara bagian dan kota besar. Senin lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan telah memerintahkan ribuan tentara yang bersenjata lengkap, personel militer dan petugas penegak hukum untuk mengamankan demo anti-rasisme.
"Saya memobilisasi semua sumber daya federal dan lokal, sipil dan militer, untuk melindungi hak-hak hukum orang Amerika yang taat," kata Trump dalam pidato di Gedung Putih, Senin (1/6/2020).
"Hari ini saya sangat merekomendasikan kepada setiap gubernur untuk mengerahkan Pengawal Nasional (Garda Nasional) dalam jumlah yang cukup sehingga kita mendominasi jalanan. Walikota dan gubernur harus membangun kehadiran yang luar biasa sampai kekerasan diatasi," tambah Trump, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
"Jika kota atau negara bagian menolak mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti warga mereka, saya akan menurunkan pasukan militer AS dan segera menyelesaikan masalah mereka," tegas Trump.
Usai pernyataan Trump tersebut, Kementerian Pertahanan AS mengatakan mengirim 16.000 tentara untuk mengamankan wilayah Washington DC, ibukota Amerika Serikat.
Presiden Trump belum lagi memberikan pernyataan sejak awal pekan tersebut.
"Meski ada beberapa isu penting, seperti kerusuhan di AS, hubungan dengan China, dan pandemi Covid-19, pasar saham tetap berfokus pada satu hal, diputarnya kembali roda perekonomian di AS dan secara global," kata Jim Paulsen, kepala strategi investasi di Leuthold Group, sebagaimana dilansir CNBC Internasional. (pap)
Pages
Most Popular