
Newsletter
AS Rusuh 7 Hari, Tapi Bara Optimisme Mungkin Lambungkan IHSG
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2020 06:27

Negeri Adikuasa, Amerika Serikat, tengah dilanda demonstrasi yang mayoritas berujung kerusuhan hingga penjarahan. George Floyd seorang warga kulit hitam yang tewas usai lehernya ditekan dengan lutut oleh polisi Derek Chauvin memicu demonstrasi di berbagai negara bagian AS, hingga akhirnya berujung kerusuhan.
Akibatnya 5 negara bagian Texas, Ariozona, Georgia, Missouri dan Minnesota menyatakan status darurat. Sementara itu, 40 kota menerapkan kebijakan jam malam.
Presiden AS, Donald Trump, bersama ibu negara Melania Trump serta putra mereka, Barron dikabarkan sempat dibawa ke banker selama beberapa saat akibat aksi demo yang mengepung Gedung Putih.
Hingga saat ini demonstrasi dan kerusuhan sudah terjadi selama 7 hari di AS. Akibat kerusuhan tersebut, Pentagon mengirimkanĀ 17.000 pasukan Garda Nasional, tentara cadangan AS. Tentara dikerahkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengamankan situasi bersama polisi.
Di saat negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia tersebut dilanda kerusuhan, bursa saham Asia, Eropa, hingga AS sendiri kompak menguat, bahkan cukup tajam.
Sebabnya, ada optimisme besar di benak para pelaku pasar jika perekonomian global akan segera bangkit melalui new normal.
Pada tahun lalu, kerusuhan juga terjadi di Hong Kong (dengan sebab yang berbeda), bahkan selama berbulan-bulan. tetapi nyatanya, indeks Hang Seng Hong Kong masih mampu mencatat penguatan sepanjang 2019.
Bahkan jika melihat pergerakan indeks Hang Seng sepanjang tahun, penguatan maupun pelemahan lebih dipengaruhi oleh perkembangan hubungan AS-China khususnya masalah perang dagang.
Berkaca dari pergerakan indeks Hang Seng di kala terjadi kerusuhan, hal yang sama sepertinya terjadi di AS. Pasar sepertinya memiliki keyakinan kerusuhan dan demonstrasi pada akhirnya akan berhasil dihentikan, mungkin akan berpengaruh dalam jangka pendek. Tetapi diputarnya kembali roda perekonomian akan memberikan dampak dalam jangka panjang, sehingga lebih mempengaruhi risiko risk appetite pelaku pasar.
(pap)
Akibatnya 5 negara bagian Texas, Ariozona, Georgia, Missouri dan Minnesota menyatakan status darurat. Sementara itu, 40 kota menerapkan kebijakan jam malam.
Presiden AS, Donald Trump, bersama ibu negara Melania Trump serta putra mereka, Barron dikabarkan sempat dibawa ke banker selama beberapa saat akibat aksi demo yang mengepung Gedung Putih.
Hingga saat ini demonstrasi dan kerusuhan sudah terjadi selama 7 hari di AS. Akibat kerusuhan tersebut, Pentagon mengirimkanĀ 17.000 pasukan Garda Nasional, tentara cadangan AS. Tentara dikerahkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengamankan situasi bersama polisi.
Di saat negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia tersebut dilanda kerusuhan, bursa saham Asia, Eropa, hingga AS sendiri kompak menguat, bahkan cukup tajam.
Sebabnya, ada optimisme besar di benak para pelaku pasar jika perekonomian global akan segera bangkit melalui new normal.
Pada tahun lalu, kerusuhan juga terjadi di Hong Kong (dengan sebab yang berbeda), bahkan selama berbulan-bulan. tetapi nyatanya, indeks Hang Seng Hong Kong masih mampu mencatat penguatan sepanjang 2019.
![]() |
Bahkan jika melihat pergerakan indeks Hang Seng sepanjang tahun, penguatan maupun pelemahan lebih dipengaruhi oleh perkembangan hubungan AS-China khususnya masalah perang dagang.
Berkaca dari pergerakan indeks Hang Seng di kala terjadi kerusuhan, hal yang sama sepertinya terjadi di AS. Pasar sepertinya memiliki keyakinan kerusuhan dan demonstrasi pada akhirnya akan berhasil dihentikan, mungkin akan berpengaruh dalam jangka pendek. Tetapi diputarnya kembali roda perekonomian akan memberikan dampak dalam jangka panjang, sehingga lebih mempengaruhi risiko risk appetite pelaku pasar.
(pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular