Newsletter

AS Rusuh 7 Hari, Tapi Bara Optimisme Mungkin Lambungkan IHSG

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2020 06:27
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Negara-negara di Asia, Eropa hampir semuanya akan memutar kembali roda perekonomiannya dengan melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). China, negara awal virus corona, sudah melonggarkan lockdown sejak bulan Maret lalu, dan memberikan bukti perekonomian bisa segera bangkit. Hal tersebut terlihat dari sektor manufaktur yang kembali berekspansi dalam 3 bulan beruntun setelah mengalami kontraksi tajam di bulan Maret.

Minggu (31/5/2020) lalu, purchasing managers' index (PMI) manufaktur China bulan Mei dilaporkan sebesar 50,6. Meski menurun dari bulan sebelumnya 50,8, tetapi masih di atas 50, yang artinya sektor manufaktur China masih berekspansi. Di bulan Maret, PMI manufaktur China berada di level 52, naik tajam ketimbang bulan Februari sebesar 35,7, yang merupakan kontraksi terdalam sepanjang sejarah.



Data PMI manufaktur China tersebut memberikan gambaran pemulihan ekonomi V-shape, merosot tajam akibat pandemi Covid-19, dan melesat naik ketika penyebaranya virus corona berhasil diredam. Jika semua negara bisa meniru pelulihan ekonomi China, resesi global tentunya bisa terhindarkan.

Singapura juga sudah melonggarkan lockdown atau yang disebut "circuit breaker" mulai 1 Juni kemarin. Australia sudah melonggarkan lockdown secara bertahap sejak pekan kedua Mei lalu, dan akan dibuka penuh pada bulan Juli, dengan catatan tidak ada lonjakan kasus Covid-19.

Di Benua Biru, pelonggaran lockdown juga dilakukan sejak bulan lalu, bahkan beberapa negara sudah berencana membuka kembali industri pariwisata, tetap dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.



Amerika Serikat, yang sedang dilanda kerusuhan juga sudah memutar kembali perekonomiannya sejak bulan lalu. CNBC Internasional mengumpulkan 5 data yang mengindikasikan perekonomian AS kembali berputar.

Pertama dari pergerakan warga yang berjalan kaki maupun berkendara yang didata dengan Apple Maps, menunjukkan kenaikan signifikan di bulan Mei dibandingkan Maret dan April. Kedua industri restaurant yang mengalami kemerosotan hingga 100% di bulan April sudah kembali beroperasi di beberapa negara bagian. Ketiga, tingkat hunian hotel juga menunjukkan peningkatan. Ke-empat transportasi udara yang bertambah, dan kelima pembelian rumah yang kembali meningkat di bulan Mei dibandingkan tahun lalu setelah merosot lebih dari 30% year-on-year di bulan April.

Roda bisnis yang kembali berputar meski secara perlahan tentunya membuat perekonomian perlahan bisa bangkit dari kemerosotan, sehingga terhindar dari resesi panjang bahkan kemungkinan depresi yang ditakutkan pelaku pasar.

(pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular