Newsletter

Dari Vaksin Corona hingga Perry Warjiyo, Bisa Angkat Pasar?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 April 2020 06:23
cover topik/dunia berlomba mencari vaksin virus corona dalam/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: cover topik/dunia berlomba mencari vaksin virus corona dalam/Aristya Rahadian Krisabella
Pelonggaran lockdown di Eropa dan Amerika Serikat tentunya memberikan sentimen positif di pasar finansial. Selain itu "perlombaan" menemukan obat atau vaksin dari perusahaan farmasi di berbagai negara tentunya bisa memberi angin segar ke pasar finansial seandainya ada perkembangan yang bagus.

Sebelumnya pada Jumat (17/4/2020) dua pekan lalu, kabar bagus datang dari Gilead Sciences Inc., raksasa farmasi AS, yang dikatakan memiliki obat yang efektif melawan virus corona.

CNBC International mengutip media STAT melaporkan rumah sakit di Chicago merawat pasien Covid-19 yang parah dengan obat antivirus remdesivir yang dalam uji coba klinis dan diawasi ketat. Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.

Tetapi pekan lalu, pelaku pasar dibuat kecewa setelah Financial Times melaporkan obat dari Gilead tersebut tidak mampu memperbaiki kondisi pasien. Financial Times mengutip sebuah dokumen yang secara tidak sengaja dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), dan merupakan hasil uji klinis di China, sebagaimana dilansir CNBC International.

Namun, Gilead mengatakan hasil tersebut terjadi akibat "karakteristik yang tidak sesuai" sehingga "tidak bisa disimpulkan".

"Kami menyesal WHO merilis sebuah informasi terkait penelitian secara prematur, dimana rilis tersebut kini telah dihapus. Para peneliti dalam penelitian ini tidak memiliki izin untuk mempublikasikan hasilnya" kata juru bicara Gilead, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Lebih lanjut, kami percaya rilis tersebut berisi karakteristik yang tidak sesuai dalam penelitian. Yang penting, penelitian tersebut dihentikan lebih awal karena kecilnya sampel, sehingga secara statistik tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang berarti. Saat ini tren menunjukkan remdesivir menunjukkan potensi yang bagus, terutama jika digunakan pada pasien dengan tahap awal COVID-19" ujar juru bicara Gilead.



AS sebenarnya juga sedang menguji remdesivir tetapi hasil penelitiannya masih belum dipublikasikan. Jumat lalu, Reuters melaporkan hasil pengujian tersebut akan dirilis pada pertengahan Mei, dan kemungkinan hasil preminary akan dikeluarkan lebih dulu.

Hasil uji coba di AS tersebut dianggap lebih reliabel dalam menarik kesimpulan sehingga dinanti pelaku pasar.

Kemudian China dan India membuat terobosan dalam pembuatan vaksin untuk COVID-19.

Peneliti Sinovac Biotech menyatakan vaksin virus corona Covid-19 yang sedang dikembangkan telah sukses diujicobakan kepada monyet dan segera dites kepada manusia.

Sinovac Biotech, perusahaan asal China, memiliki dua vaksin yang dicobakan kepada delapan monyet dan hasilnya dengan vaksin ini hewan tersebut kebal terhadap virus corona. Hasil penelitian dipublikasikan di server preprint BioRxiv.

"Hasil ujicoba pada hewan ini memberikan kami banyak kepercayaan diri," ujar Meng Weining, Direktur Senior Sinovac, seperti dilansir dari New York Post, Selasa (28/4/2020).

Sebagai informasi, ada lima tahap penemuan vaksin. Pertama, ditemukan membuat kandidat vaksin. Kedua, uji coba ke hewan. Ketiga, uji coba ke manusia dalam jumlah kecil (fase 1). Keempat, uji keamanan dan kemanjuran obat ke manusia dalam menengah (fase 2).

Keempat, uji keamanan dan kemanjuran dalam jumlah besar (fase 3). Kelima, persetujuan peraturan final dan pembuatan pabrik sambil mendaftarkan vaksin di setiap negara.



Setelah uji coba pada hewan selesai, vaksin Sinovac akan diujicobakan ke manusia. Meng Weining mengatakan uji ini untuk mengetahui apakah vaksin memicu respons kekebalan tubuh yang memadai.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada tiga vaksin yang dikembangkan China. Yakni, Vaksin milik CanSino Biological In dan Beijing Institute yang sudah melakukan uji fase kedua.

Lalu Vaksin buatan Beijing Institute of Biological Products dan Wuhan Institute of Biological Product yang melakukan uji fase pertama. Vaksin buatan Sinavac juga sedang ujicoba fase pertama

Sementara itu dari India, Adar Poonawalla, chief of Serum Institute of India, kepada NDTV menyatakan vaksin COVID-19 akan tersedia di pasar pada bulan September 2020.

Adar Poonawalla mengungkapkan pihaknya sedang bekerja sama dengan peneliti Universitas Oxford Inggris dan peneliti AS untuk menghasilkan vaksin corona.

Vaksin corona buatan Universitas Oxford sudah sukses diujicobakan ke hewan monyet. Sejak minggu lalu, vaksin ini diujicobakan ke manusia.

Meski semua vaksin masih dalam tahap uji coba, tetapi setidaknya memberikan harapan COVID-19 mampu dihentikan, dan roda perekonomian kembali berputar dengan normal.

(pap/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular