
Newsletter
Mengharap Berkah Ramadan, Semoga Ada Happy di Weekend Ini
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 April 2020 06:19

Lockdown adalah ancaman terbesar bagi perekonomian saat ini. Ketika orang-orang dipaksa berada di rumah, konsekuensinya adalah produktivitas menurun, berbagai sektor industri terancam, rantai pasok terganggu dan permintaan melambat.
Melihat kondisi ini, ekonomi pun jadi tumbal. Bahkan IMF memperkirakan dengan adanya lockdown masal yang terjadi di berbagai negara memicu ekonomi global terkontraksi 3% tahun ini. Namun dengan dibukanya lockdown, ada harapan ekonomi bisa bersemi kembali dan ini jadi sentimen positif untuk aset-aset berisiko seperti saham.
Kabar baik lainnya yang membuat pasar keuangan menjadi cukup bergairah datang dari AS. Kemarin senat AS menyetujui paket stimulus dengan memberikan bantuan untuk UMKM di AS dengan nilai mencapai US$ 310 miliar. Paket ini merupakan tambahan dari stimulus jumbo senilai US$ 2,2 triliun yang digelontorkan pemerintah AS beberapa pekan lalu.
Selain itu rilis data ekonomi yang buruk yang datang dari negara-negara di dunia juga cenderung tak digubris oleh pasar, lantaran sudah diantisipasi dan kini pasar cenderung melihat ke depan berbagai skenario pemulihan ekonomi (forward looking).
Keterangan : angka dalam kurung mengindikasikan konsensus pasar
Sumber : Trading Economics
Kalau dicermati betul, angka-angka di atas seolah menunjukkan betapa dahsyatnya dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian. Sehingga tidaklah heran kalau dunia disebut tengah dibayangi resesi besar.
(twg/twg)
Melihat kondisi ini, ekonomi pun jadi tumbal. Bahkan IMF memperkirakan dengan adanya lockdown masal yang terjadi di berbagai negara memicu ekonomi global terkontraksi 3% tahun ini. Namun dengan dibukanya lockdown, ada harapan ekonomi bisa bersemi kembali dan ini jadi sentimen positif untuk aset-aset berisiko seperti saham.
Kabar baik lainnya yang membuat pasar keuangan menjadi cukup bergairah datang dari AS. Kemarin senat AS menyetujui paket stimulus dengan memberikan bantuan untuk UMKM di AS dengan nilai mencapai US$ 310 miliar. Paket ini merupakan tambahan dari stimulus jumbo senilai US$ 2,2 triliun yang digelontorkan pemerintah AS beberapa pekan lalu.
Selain itu rilis data ekonomi yang buruk yang datang dari negara-negara di dunia juga cenderung tak digubris oleh pasar, lantaran sudah diantisipasi dan kini pasar cenderung melihat ke depan berbagai skenario pemulihan ekonomi (forward looking).
Indikator Ekonomi | Aktual | Angka Sebelumnya | Perkiraan/ (Konsensus) |
PMI manufaktur Australia pembacaan awal April versi CommBank | 45.6 | 49.7 | 46 |
PMI manufaktur Jepang pembacaan awal April versi Jibun Bank | 43.7 | 44.8 | 42 |
PMI manufaktur Jerman pembacaan awal April versi Markit | 34.4 | 45.4 | (39) |
Pertumbuhan PDB Korea Selatan Q120 (%yoy) | 1.3 | 2.3 | (0.6) |
Sumber : Trading Economics
Kalau dicermati betul, angka-angka di atas seolah menunjukkan betapa dahsyatnya dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian. Sehingga tidaklah heran kalau dunia disebut tengah dibayangi resesi besar.
Pages
Most Popular