
Obat & Vaksin Corona, Dagangan Terlaris di Pasar Pekan Ini?

Kini beralih pada pertanyaan kapan ekonomi akan pulih. Jawabannya jelas ketika pandemi ini mulai berakhir. Terlepas dari isu transparansi data, China mencabut status lockdown di Wuhan dan beberapa kota di Hubei setelah lonjakan kasus yang terjadi per harinya di bawah angka 100.
Rencana AS dan beberapa negara Eropa untuk kembali memulai aktivitas sebenarnya masih menunjukkan adanya risiko. Apalagi dalam panduan yang dirilis Gedung Putih pada Kamis pekan lalu, Pemerintah Pusat AS menyerahkan kepada negara bagian masing-masing untuk mengambil keputusan kapan dan bagaimana mekanismenya.
Pembukaan lockdown masih ada nada nada gambling mengingat adanya kemungkinan wabah gelombang kedua. Jika hal ini terjadi ekonomi akan semakin susah untuk bangkit dan pulih kembali.
Kepala ekonomi IMF kembali mengingatkan bahwa walau ekonomi diramal pulih pada 2021. Namun ini bukanlah pulih dengan arti sebenarnya. Artinya dampak dari krisis kesehatan yang merembet ke perekonomian ini tak bisa dianggap remeh. Setiap kesalahan dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan harus dibayar mahal.
Minggu Sibuk Rilis Kinerja Keuangan Q1 Emiten Saham Bursa AS & Data Ekonomi
Walau fokus pasar masih tertuju pada perkembangan kasus COVID-19 dan kapan ekonomi akan pulih, pekan ini bursa saham AS akan disibukkan juga dengan rilis kinerja keuangan emiten saham Bursa New York dan juga data ekonomi AS periode mingguan seperti angka PMI manufaktur hingga data klaim tunjangan pengangguran AS.
Hari | Rilis Kinerja Keagan | Rilis Data Ekonomi AS |
Senin | IBM, Steel Dynanycs, Equifax, Zions Bancorp, Ally Financial, Haliburton, Infosys, Royal Philips, Truist Financial |
|
Selasa | Coca-Cola, Netflix, Travelers, Texas Instruments, Chubb, Lockheed Martin, CIT Group, SAP, HCA Healthcare, Manpower, Prologis, Comerica, Emerson Electric, Synchrony Financial, Snap, Canadian Pacific Railways, Interactive Brokers, Teradyne | Philadelpia Fed non-manufacturing, Existing home sales |
Rabu | AT&T, Las Vegas Sands, Alcoa, Boston Beer, Kinder Morgan, Delta Air Lines, Baker Hughes, Quest Diagnostics, Kimberly-Clark, Nasdaq, Discover Financial, Netgear, Seagate Technology, SLM, TD Ameritrade, CSX, Biogen, Thermo Fisher, LM Ericsson | FHFA home prices |
Kamis | Intel, Blackstone Group, Eli Lily, Credit Suisse, Invesco, Huntington Bancshares, Tractor Supply, Capital One, FirstEnergy, Hershey, Southwest Air, Union Pacific, Citrix, Domino’s Pizza, PulteGroup | Weekly claims, Manufacturing PMI, Services PMI, New home sales |
Jumat | American Express, Verizon, Sanofi, Eni | Durable goods, Consumer sentiment |
Pelaku passer tentu sudah memperhitungkan bahwa COVID-19 tentu akan berdampak negatif untuk sektor dunia usaha maupun perekonomian. Namun setidaknya rilis data ini akan menjadi gambaran yang semakin meperjelas dampak dari pandemi.
Jika data-data tersebut tidak seusai dengan ekspektasi pasar alias lebih buruk, hal ini akan jadi sentimen negatif yang membebani pasar.
Kini saatnya untuk meninjau bagaimana prospek pasar keuangan Tanah Air sepekan ini. Jumlah pasien COVID-19 terus bertambah signifikan. Bahkan Indonesia sekarang sudah berada di puncak klasemen negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak kedua di Asia Tenggara dengan total 6.575 kasus.
Indonesia juga menjadi negara dengan jumlah tes corona yang paling sedikit dibadingkan negara lain per satu juta populasi. Ya mau bagaimana lagi, ukuran populasi Indonesia memang terlalu besar. Namun setidaknya harus ada gambaran terkait berapa jumlah sampel yang ideal untuk melakukan tes COVID-19 secara masif dan sensistif serta cepat.
Jika ada angin segar berhembus dari luar, pekan ini pasar keuangan RI berpotensi dapat bernapas lega. Ada potensi pasar keungan RI melanjutkan penguatan di akhir pekan lalu pada awal perdagangan pekan ini.
Namun jika yang terjadi sebalinya (ada kabar buruk dari luar), bursa saham RI akan semakin ditinggalkan investor asing. Bukan hanya saham saja yang dilego surat utang pun juga bisa kena ikut dampaknya. Kalau sampai outflows besar-besaran terjadi, rupiah bisa keok lagi. Jangan sampai sih.
Well, dunia memang masih dibayangi dengan ketidakpastian. Tindakan yang paling bijak saat ini memanglah tetap waspada dan tidak terlena.
