Newsletter

Terpujilah Mereka yang Tak Panik oleh Gertakan Koboi Trump

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 December 2019 06:11
Trump Dikabarkan Hanya Menggertak, Wall Street Menguat
Foto: New York Stock Exchange (AP Photo/Richard Drew)

Bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada Rabu kemarin merespons berita Bloomberg yang mengatakan bahwa AS dan China makin dekat pada kesepakatan dagang. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 146,97 poin (0,5%) ke 27.649,78. Indeks S&P 500 menguat 0,6% menjadi 3.112,76 sedangkan indeks Nasdaq tumbuh 0,5% ke 8.566,67.

Dalam pemberitaannya, Bloomberg mengutip sumber anonim yang menyebutkan bahwa pernyataan Trump mengenai kesepakatan dagang usai Pemilu AS adalah bentuk spontanitas, Kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu dikabarkan bergerak kian dekat untuk menyepakati besaran tarif yang akan dibatalkan dalam kesepakatan dagang fase pertama.

Terbaru, Trump kemarin juga mengatakan bahwa negosiasi dengan China berjalan dengan baik. Sebelumnya pada Selasa, Dow Jones anjlok 280 poin setelah sosok yang sama mengatakan bahwa pihaknya mungkin akan meneken kesepakatan dagang usai pemilu tahun depan.

"Saya heran, jujur saja, bahwa pasar bereaksi terhadap simpang-siur pemberitaan. Seolah-olah kita menjadi anjing Pavlov. Tiap kali seseorang bilang ada kesepakatan dagang, maka langsung naik," tutur Neil Dwane, perencana investasi global Allianz Global Investors, sebagaimana dikutip CNBC International

Pada tahun 1890, psikolog asal Rusia Ivan Pavlov meneliti tingkah-laku anjing dan menemukan fakta bahwa mereka berliur bukan hanya ke makanan, melainkan untuk tiap hal yang diasosiasikan dengan makanan. Mereka bisa ngeces ketika mendengar langkah orang yang biasa memberi makan, meski faktanya yang bersangkutan tak membawa makanan.

Pelaku pasar terlihat mengacuhkan perkembangan buruk dalam pertemuan tingkat tinggi antara Trump dan pemimpin negara anggota NATO, di mana mantan taipan properti tersebut membatalkan konferensi pers gabungan dengan pemimpin negara anggota NATO lainnya dan menuding Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bermuka dua. 

Hubungan AS dengan kubu blok Barat memang sedang tak baik. Perwakilan Dagang AS pada Senin menyusun daftar produk Prancis yang bakal kena tarif 100% setelah Negeri Fashion itu berencana menarik pajak digital, yang menurut Trump memperlakukan perusahaan AS secara tak adil.

Merespons itu, Prancis dan beberapa negara anggota Uni Eropa lainnya berjanji akan membalas potensi pengenaan tarif AS. Apalagi, setelah Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan bahwa pihaknya bisa memberlakukan tarif terhadap produk otomotif Eropa secara umum, meski belum memasukkannya dalam pengumuman pada November kemarin.

Dari sisi fundamental, data ADB dan Moody's Analytics membawa kabar buruk dengan menunjukkan bahwa AS mencatatkan kenaikan slip gaji hanya 67.000 bulan lalu, jauh di bawah estimasi pasar sebanyak 150.000.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular