
Polling CNBC Indonesia
Pasar Ramal Bunga Acuan Turun Lagi, Apakah BI Berani?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 September 2019 07:00

Sekarang BI bisa berganti peran dari penjaga stabilitas menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Peran baru MH Thamrin memang sangat dinantikan karena sinyal perlambatan ekonomi domestik semakin kuat. Data-data ekonomi terbaru menjadi buktinya.
Pertama data perdagangan yang sudah disinggung sebelumnya. Pada Agustus, impor bahan baku/penolong turun 18,06% year-on-year (YoY) dan barang modal minus 5,83% YoY. Impor dua kelompok ini terkait dengan prospek investasi ke depan, jika turun berarti ada risiko investasi bakal melambat.
"Kami menilai data ini akan membuat BI agak cemas. Dengan surplus perdagangan mencapai lima kali sejak awal tahun, kami menilai fokus BI bisa dialihkan secara bertahap dari menjaga stabilitas rupiah menjadi mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Satria.
Baca: Impor Turun Tapi Kita Harus Waspada, Kenapa?
Data kedua adalah Purchasing Managers' Index (PMI) yang menggambarkan 'suasana kebatinan' dunia usaha. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Jika skor di atas 50 artinya dunia usaha sedang optimistis dan melakukan ekspansi. Sebaliknya apabila di bawah 50 maka industriawan kurang yakin dengan kondisi ekonomi dan memilih tidak berekspansi.
Pada Juli dan Agustus, PMI manufaktur Indonesia tercatat masing-masing 49,6 dan 49. Angka Agustus menjadi yang terendah sejak Juli 2017. Angkanya di bawah 50, berarti dunia usaha sudah enggan berekspansi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Pertama data perdagangan yang sudah disinggung sebelumnya. Pada Agustus, impor bahan baku/penolong turun 18,06% year-on-year (YoY) dan barang modal minus 5,83% YoY. Impor dua kelompok ini terkait dengan prospek investasi ke depan, jika turun berarti ada risiko investasi bakal melambat.
"Kami menilai data ini akan membuat BI agak cemas. Dengan surplus perdagangan mencapai lima kali sejak awal tahun, kami menilai fokus BI bisa dialihkan secara bertahap dari menjaga stabilitas rupiah menjadi mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Satria.
Baca: Impor Turun Tapi Kita Harus Waspada, Kenapa?
Data kedua adalah Purchasing Managers' Index (PMI) yang menggambarkan 'suasana kebatinan' dunia usaha. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Jika skor di atas 50 artinya dunia usaha sedang optimistis dan melakukan ekspansi. Sebaliknya apabila di bawah 50 maka industriawan kurang yakin dengan kondisi ekonomi dan memilih tidak berekspansi.
Pada Juli dan Agustus, PMI manufaktur Indonesia tercatat masing-masing 49,6 dan 49. Angka Agustus menjadi yang terendah sejak Juli 2017. Angkanya di bawah 50, berarti dunia usaha sudah enggan berekspansi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 4)
(aji/aji)
Next Page
Akankah BI Ikuti Kehendak Pasar?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular