Update Polling CNBC Indonesia

Konsensus: Inflasi Agustus Diramal 0,16% MoM, 3,54% YoY

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 August 2019 12:50
BI Bisa Turunkan Bunga Lagi?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Inflasi inti stagnan, impor barang konsumsi terus turun, dan penerimaan PPN terkontraksi. Sepertinya kita semua perlu sepakat bahwa permintaan domestik perlu didorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Di sisi moneter, BI sudah menurunkan suku bunga acuan dua kali sejak awal tahun. Alasannya adalah untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.




Melihat ekonomi masih belum melaju kencang, mungkin BI bisa mempertimbangkan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. Selain inflasi yang sudah aman, sepertinya dari sisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) juga belum ada tekanan yang berarti.

Arus devisa dari pos transaksi berjalan (current account) di NPI mungkin masih sulit dibalik dari defisit menjadi surplus. Selama industri dalam negeri masih tergantung kepada impor, ya susah...

Namun di kamar sebelah, yaitu transaksi modal dan finansial, masih ada potensi arus devisa yang menjanjikan. Pasalnya, pasar keuangan Indonesia tetap atraktif meski BI 7 Day Reverse Repo Rate kembali diturunkan.

Misalnya di obligasi pemerintah. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun memang dalam tren turun seiring penurunan suku bunga acuan. Namun masih jauh lebih tinggi ketimbang instrumen serupa di negara-negara tetangga.



Oleh karena itu, jika BI memang sudah mengubah posisi (stance) dari menjaga stabilitas menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, maka pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut adalah langkah yang tepat. Apalagi dengan faktor eksternal seperti ekspor yang sulit diandalkan di tengah gejolak perang dagang dan proteksionisme. Konsumsi domestik adalah kunci. 



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular