
Polling CNBC Indonesia
Inflasi Juni Diramal 'Jinak', Saatnya BI Turunkan Bunga?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 June 2019 11:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Juni diperkirakan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Selepas Ramadan-Idul Fitri, konsumsi masyarakat kembali normal sehingga tekanan inflasi pun mereda.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data inflasi Juni pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juni sebesar 0,46% month-on-month (MoM) dan 3,185% year-on-year (YoY). Sementara inflasi inti secara tahunan diperkirakan 3,13%.
Jika realisasi data inflasi sesuai perkiraan, maka terjadi perlambatan dibandingkan Mei. Kala itu, inflasi tercatat 0,68% MoM, 3,32% YoY, dan inflasi inti sebesar 3,12% YoY.
Perlambatan inflasi adalah hal yang wajar, karena Mei sebagian besar diwarnai oleh Ramadan. Bulan suci umat Islam ini merupakan puncak konsumsi rumah tangga di Tanah Air, sehingga mendorong inflasi dari sisi permintaan.
Juniman, Kepala Ekonom Maybank Indonesia, menilai inflasi Juni kembali ke mode normal. Ada kenaikan harga sejumlah bahan pangan, tetapi secara umum masih terkendali.
"Beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain cabai, beras, ikan segar, telur ayam ras, dan daging sapi. Namun di sisi lain ada pula yang harganya turun seperti daging ayam ras, bawang putih, bawang bombai, dan sayur-mayur," sebut Juniman.
Selain bahan makanan, sambung Juniman, inflasi juga diperkirakan datang dari kenaikan harga emas perhiasan seiring kenaikan harga emas dunia. Sejak awal Juni, harga emas dunia naik 8,8% sementara dalam setahun terakhir harga komoditas ini meroket 13,82%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data inflasi Juni pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juni sebesar 0,46% month-on-month (MoM) dan 3,185% year-on-year (YoY). Sementara inflasi inti secara tahunan diperkirakan 3,13%.
Institusi | Inflasi MoM (%) | Inflasi YoY (%) | Inflasi Inti YoY (%) |
Mirae Asset | 0.54 | 3.27 | - |
ANZ | 0.57 | 3.3 | 3.12 |
Maybank Indonesia | 0.42 | 3.15 | 3.1 |
Barclays | - | 2.8 | 3.1 |
CIMB Niaga | 0.33 | 3.05 | - |
BCA | 0.44 | 3.17 | 3.2 |
ING | - | 3.43 | - |
Bank Danamon | 0.48 | 3.2 | 3.16 |
Danareksa Research Institute | 0.42 | 3.15 | - |
Citi | 0.54 | 3.27 | 3.14 |
MEDIAN | 0.46 | 3.185 | 3.13 |
Jika realisasi data inflasi sesuai perkiraan, maka terjadi perlambatan dibandingkan Mei. Kala itu, inflasi tercatat 0,68% MoM, 3,32% YoY, dan inflasi inti sebesar 3,12% YoY.
Perlambatan inflasi adalah hal yang wajar, karena Mei sebagian besar diwarnai oleh Ramadan. Bulan suci umat Islam ini merupakan puncak konsumsi rumah tangga di Tanah Air, sehingga mendorong inflasi dari sisi permintaan.
Juniman, Kepala Ekonom Maybank Indonesia, menilai inflasi Juni kembali ke mode normal. Ada kenaikan harga sejumlah bahan pangan, tetapi secara umum masih terkendali.
"Beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain cabai, beras, ikan segar, telur ayam ras, dan daging sapi. Namun di sisi lain ada pula yang harganya turun seperti daging ayam ras, bawang putih, bawang bombai, dan sayur-mayur," sebut Juniman.
Selain bahan makanan, sambung Juniman, inflasi juga diperkirakan datang dari kenaikan harga emas perhiasan seiring kenaikan harga emas dunia. Sejak awal Juni, harga emas dunia naik 8,8% sementara dalam setahun terakhir harga komoditas ini meroket 13,82%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Suku Bunga Acuan Sudah Bisa Turun?
Pages
Most Popular