
Polling CNBC Indonesia
Inflasi Juli Diramal 'Jinak', Bisakah BI Turunkan Bunga Lagi?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 July 2019 11:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju inflasi domestik pada Juli diramal masih 'jinak'. Perkembangan ini sangat mendukung bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali melonggarkan kebijakan moneter.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi Juli esok hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan (month-on-month/MoM) berada di 0,25%.
Sementara inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) diperkirakan sebesar 3,25%. Sedangkan inflasi inti secara tahunan berada di 3,175%.
Jika ekspektasi di atas terwujud, maka laju inflasi melambat dibandingkan Juni. Kala itu, inflasi MoM adalah 0,55%, inflasi YoY 3,28%, dan inflasi inti YoY adalah 3,25%.
Selepas Ramadan-Idul Fitri, yang merupakan puncak konsumsi rumah tangga, inflasi memang melambat. Permintaan yang kembali normal membuat harga sejumlah bahan pangan turun.
"Menurut pengamatan kami, harga bahan pangan yang mengalami penurunan adalah daging ayam ras, bawang bombai, dan buah-buahan. Selain bahan pangan, tarif angkutan udara dan kereta api juga turun," sebut Juniman, Kepala Ekonom Maybank Indonesia.
Namun, lanjut Juniman, ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan inflasi yaitu cabai merah, beras, dan sayur-mayur. Harga emas perhiasan juga masih menyumbang inflasi, seiring tren kenaikan harga emas dunia.
"Tahun ajaran baru mulai dari TK hingga SMA juga menyebabkan tekanan inflasi," ujar Juniman.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi Juli esok hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan (month-on-month/MoM) berada di 0,25%.
Sementara inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) diperkirakan sebesar 3,25%. Sedangkan inflasi inti secara tahunan berada di 3,175%.
Institusi | Inflasi MoM (%) | Inflasi YoY (%) | Inflasi Inti YoY (%) |
ING | - | 3.31 | - |
CIMB Niaga | 0 | 3 | - |
Barclays | - | 3.2 | 3.18 |
Maybank Indonesia | 0.26 | 3.26 | 3.16 |
BCA | 0.19 | 3.19 | 3.02 |
Bank Permata | 0.27 | 3.27 | 3.17 |
Danareksa Research Institute | 0.26 | 3.26 | - |
BTN | 0.24 | 3.24 | 3.24 |
Citi | 0.25 | 3.25 | 3.23 |
MEDIAN | 0.25 | 3.25 | 3.175 |
Jika ekspektasi di atas terwujud, maka laju inflasi melambat dibandingkan Juni. Kala itu, inflasi MoM adalah 0,55%, inflasi YoY 3,28%, dan inflasi inti YoY adalah 3,25%.
Selepas Ramadan-Idul Fitri, yang merupakan puncak konsumsi rumah tangga, inflasi memang melambat. Permintaan yang kembali normal membuat harga sejumlah bahan pangan turun.
"Menurut pengamatan kami, harga bahan pangan yang mengalami penurunan adalah daging ayam ras, bawang bombai, dan buah-buahan. Selain bahan pangan, tarif angkutan udara dan kereta api juga turun," sebut Juniman, Kepala Ekonom Maybank Indonesia.
Namun, lanjut Juniman, ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan inflasi yaitu cabai merah, beras, dan sayur-mayur. Harga emas perhiasan juga masih menyumbang inflasi, seiring tren kenaikan harga emas dunia.
"Tahun ajaran baru mulai dari TK hingga SMA juga menyebabkan tekanan inflasi," ujar Juniman.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Bunga Turun, Ekonomi Siap Melesat
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular