
Newsletter
Harap-harap Cemas: Jangan Sampai Rupiah Tembus 14.000/$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 July 2019 06:46

Bursa saham AS (Wall Street) menguat pada perdagangan Rabu setelah negosiasi dagang AS-China dikabarkan akan dimulai pekan depan. Selain itu laporan earning emiten yang lebih bagus dari prediksi juga memberikan sentimen positif.
Tanda-tanda akan adanya negosiasi dagang sudah muncul pada Senin (22/3/2019) lalu. Ini setelah kantor berita Xinhua melaporkan China bersedia membeli lebih banyak produk pertanian asal AS. Komisi Tarif dan Kepabeanan China dikabarkan sedang mengurus izin impor tersebut.
"Kementerian terkait di China berharap AS bisa segera bertemu dengan pemerintah, dan ingin agar AS menepati janjinya," tulis berita Xinhua.
Sementara itu Presiden Donald Trump juga bersedia melonggarkan sanksi bagi raksasa teknologi China, Huawei, sebagai balasan niat baik China membeli produk pertanian AS.
Pada Selasa waktu AS, CNBC International melaporkan negosiator AS akan terbang ke China antara hari Kamis atau Jumat pekan depan untuk melakukan perundingan. Lamanya negosiasi hingga mencapai hasil diperkirakan akan memakan waktu enam bulan.
Meski cukup panjang sampai bisa diketahui apakah kedua negara akhirnya sepakat mengakhiri perang dagang, tetapi mulai mesranya lagi hubungan kedua negara memberikan hawa optimistis di pasar finansial.
Dari lantai bursa, saham Coca-Cola melesat naik 6% setelah melaporkan pendapatan yang lebih tinggi dari prediksi. Hal yang sama juga terjadi pada United Technologies dengan harga sahamnya naik 1,5%.
Lebih dari 18% emiten di S&P 500 sejauh ini sudah melaporkan laba/rugi, sebanyak 78,5% di antaranya melaporkan earning yang lebih bagus dari ekspektasi, dengan pertumbuhan agregat 3,6%, berdasarkan data dari FactSet yang dilaporkan CNBC International. Dua faktor tersebut membuat ketiga indeks di Wall Street menghijau, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menguat 0,7%, sementara Nasdaq naik 0,6%.
Halaman Selanjutnya >>> (pap/pap)
Tanda-tanda akan adanya negosiasi dagang sudah muncul pada Senin (22/3/2019) lalu. Ini setelah kantor berita Xinhua melaporkan China bersedia membeli lebih banyak produk pertanian asal AS. Komisi Tarif dan Kepabeanan China dikabarkan sedang mengurus izin impor tersebut.
"Kementerian terkait di China berharap AS bisa segera bertemu dengan pemerintah, dan ingin agar AS menepati janjinya," tulis berita Xinhua.
Sementara itu Presiden Donald Trump juga bersedia melonggarkan sanksi bagi raksasa teknologi China, Huawei, sebagai balasan niat baik China membeli produk pertanian AS.
Pada Selasa waktu AS, CNBC International melaporkan negosiator AS akan terbang ke China antara hari Kamis atau Jumat pekan depan untuk melakukan perundingan. Lamanya negosiasi hingga mencapai hasil diperkirakan akan memakan waktu enam bulan.
Meski cukup panjang sampai bisa diketahui apakah kedua negara akhirnya sepakat mengakhiri perang dagang, tetapi mulai mesranya lagi hubungan kedua negara memberikan hawa optimistis di pasar finansial.
Dari lantai bursa, saham Coca-Cola melesat naik 6% setelah melaporkan pendapatan yang lebih tinggi dari prediksi. Hal yang sama juga terjadi pada United Technologies dengan harga sahamnya naik 1,5%.
Lebih dari 18% emiten di S&P 500 sejauh ini sudah melaporkan laba/rugi, sebanyak 78,5% di antaranya melaporkan earning yang lebih bagus dari ekspektasi, dengan pertumbuhan agregat 3,6%, berdasarkan data dari FactSet yang dilaporkan CNBC International. Dua faktor tersebut membuat ketiga indeks di Wall Street menghijau, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menguat 0,7%, sementara Nasdaq naik 0,6%.
Halaman Selanjutnya >>> (pap/pap)
Next Page
Cermati Sentimen Penggerak Hari Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular