
Newsletter
KTT G20 Dimulai! Semoga Trump-Xi Akur di Sana..
Taufan Adharsyah, Anthony Kevin, & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 June 2019 06:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah sentimen yang berkembang sepanjang perdagangan hari Kamis (26/6/2019) terbukti mampu membuat pasar keuangan dalam negeri gembira ria.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,67% ke level 6.352,71, sedangkan nilai tukar rupiah terapresiasi 0,25% menjadi Rp 14.135/US$. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah acuan tenor 10 tahun (seri FR0078) juga ikut turun hingga 31 basis poin menjadi 7,41%.
Sebagai informasi, pergerakan harga dan yield di pasar obligasi saling berlawanan arah. Saat yield turun, artinya harga naik karena banyaknya permintaan. Berlaku pula sebaliknya.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,19%, indeks Shanghai naik 0,69%, indeks Hang Seng naik 1,42%, indeks Straits Times naik 0,83%, dan indeks Kospi naik 0,59%.
Tampaknya hal tersebut didorong oleh sentimen positif yang datang dari optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS)-China yang kian membuncah.
Mengutip South China Morning Post, sejumlah sumber mengungkapkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan menyepakati 'gencatan senjata' dalam pertemuan di Osaka (Jepang), akhir pekan ini.
Seorang sumber mengatakan bahwa keputusan Trump terkait gencatan senjata tersebut merupakan syarat dari Xi jika ingin melakukan pertemuan dengannya di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang, pada akhir pekan ini.
Jika kabar dari sumber-sumber tersebut benar dan tidak ada insiden-insiden yang bisa memperkeruh suasana hingga pertemuan berlangsung, maka AS akan menunda implementasi bea masuk baru bagi produk China senilai US$ 300 miliar yang sebelumnya bukan objek perang dagang. Dalam beberapa pekan terakhir, Trump sudah berkali-kali mengancam akan memberi tarif sebesar 25% pada produk-produk tersebut.
Asa damai dagang masih tersisa, pelaku pasar pun sumringah dan terdorong untuk masuk ke instrumen-instrumen berisiko di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sekilas info, pada hari Rabu (26/6/2019) waktu setempat, pihak Gedung Putih menyampaikan bahwa Trump dijadwalkan bertemu Xi pada Sabtu (29/6/2019) pagi pukul 11.30 waktu Jepang.
Di samping itu, 'Jokowi Effect' menjadi faktor domestik yang memantik aksi beli di bursa saham tanah air. Kemarin siang pukul 12:30 WIB, Mahkamah Konstitusi (MK) mulai membacakan putusan atas gugatan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto terkait sengketa pilpres 2019.
Meskipun hingga akhir perdagangan MK belum tuntas membacakan putusan, namun tampaknya angin tidak berpihak pada pemohon Prabowo. Pasalnya dari paparan MK (yang panjang sekali), kubu Prabowo dinilai kurang memiliki bukti yang dapat meyakinkan Majelis Hakim Konstitusi.
Alhasil pelaku pasar tampak optimistis bahwa kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (Jokowi-Amin) akan dikukuhkan oleh MK.
Kembalinya Jokowi menduduki kursi RI-1 akan memberikan kepastian bahwa arah kebijakan pemerintah tidak akan berubah drastis dalam lima tahun ke depan. Jika mencium bau kepastian, investor memang seringkali menjadi bergairah.
BERLANJUT KE HALAMAN 2
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,67% ke level 6.352,71, sedangkan nilai tukar rupiah terapresiasi 0,25% menjadi Rp 14.135/US$. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah acuan tenor 10 tahun (seri FR0078) juga ikut turun hingga 31 basis poin menjadi 7,41%.
Sebagai informasi, pergerakan harga dan yield di pasar obligasi saling berlawanan arah. Saat yield turun, artinya harga naik karena banyaknya permintaan. Berlaku pula sebaliknya.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,19%, indeks Shanghai naik 0,69%, indeks Hang Seng naik 1,42%, indeks Straits Times naik 0,83%, dan indeks Kospi naik 0,59%.
Tampaknya hal tersebut didorong oleh sentimen positif yang datang dari optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS)-China yang kian membuncah.
Mengutip South China Morning Post, sejumlah sumber mengungkapkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan menyepakati 'gencatan senjata' dalam pertemuan di Osaka (Jepang), akhir pekan ini.
Seorang sumber mengatakan bahwa keputusan Trump terkait gencatan senjata tersebut merupakan syarat dari Xi jika ingin melakukan pertemuan dengannya di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang, pada akhir pekan ini.
Jika kabar dari sumber-sumber tersebut benar dan tidak ada insiden-insiden yang bisa memperkeruh suasana hingga pertemuan berlangsung, maka AS akan menunda implementasi bea masuk baru bagi produk China senilai US$ 300 miliar yang sebelumnya bukan objek perang dagang. Dalam beberapa pekan terakhir, Trump sudah berkali-kali mengancam akan memberi tarif sebesar 25% pada produk-produk tersebut.
Asa damai dagang masih tersisa, pelaku pasar pun sumringah dan terdorong untuk masuk ke instrumen-instrumen berisiko di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sekilas info, pada hari Rabu (26/6/2019) waktu setempat, pihak Gedung Putih menyampaikan bahwa Trump dijadwalkan bertemu Xi pada Sabtu (29/6/2019) pagi pukul 11.30 waktu Jepang.
Di samping itu, 'Jokowi Effect' menjadi faktor domestik yang memantik aksi beli di bursa saham tanah air. Kemarin siang pukul 12:30 WIB, Mahkamah Konstitusi (MK) mulai membacakan putusan atas gugatan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto terkait sengketa pilpres 2019.
Meskipun hingga akhir perdagangan MK belum tuntas membacakan putusan, namun tampaknya angin tidak berpihak pada pemohon Prabowo. Pasalnya dari paparan MK (yang panjang sekali), kubu Prabowo dinilai kurang memiliki bukti yang dapat meyakinkan Majelis Hakim Konstitusi.
Alhasil pelaku pasar tampak optimistis bahwa kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (Jokowi-Amin) akan dikukuhkan oleh MK.
Kembalinya Jokowi menduduki kursi RI-1 akan memberikan kepastian bahwa arah kebijakan pemerintah tidak akan berubah drastis dalam lima tahun ke depan. Jika mencium bau kepastian, investor memang seringkali menjadi bergairah.
BERLANJUT KE HALAMAN 2
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular