
Jelang G20, Dow Jones Malah Berbalik Melemah pada Pembukaan
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 June 2019 21:04

Jakarta, CNBC Indonesia-Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka volatil pada perdagangan Kamis (27/6/2019) setelah investor menunggu sinyal perdamaian antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dibuka menguat 21 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), tetapi berbalik melemah 0,02% (5,76 poin) setelah 20 menit kemudian ke 26.531,06.
Sementara itu, indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq bertahan di jalur hijau dengan menguat masing-masing sebesar 0,41% (12,5 poin) dan 0,56% (45,6 poin) ke 2.926,15 dan 7.955,11 pada waktu yang sama.
Trump dan Xi dijadwalkan bertemu di forum G20 yang digelar di Osaka, Jepang pada Sabtu. Keduanya dijadwalkan bernegosiasi terkait dengan perdagangan, dan investor menanti tsinyal apakah China dan AS bisa membuat kemajuan terkait dengan perang dagang.
China dan AS telah terlibat dalam perang dagang dalam lebih dari setahun terakhir. Washington mengenakan tarif terhadap produk China senilai lebih dari US$250 miliar, yang mengundang aksi balasan oleh China.
"Kita secara konsisten melihat reli di bursa saham ke titik tertinggi baru pada dasarnya didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan gencatan senjata di perang dagang AS dan China. The Fed secara umum memenuhi ekspektasi dan kini saatnya Trump dan Xi bertemu dan menentukan langkah selanjutnya," tutur Pendiri The Sevens Report Tom Essaye, sebagaimana dikutip CNBC International.
The South China Morning Post, mengutip sumber yang tak mau dibuka identitasnya, melaporkan bahwa pejabat dari Washington dan Beijing secara tentative menyepakati pembahasan lanjutan untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
Beberapa saham utama di bursa AS hari ini terjerembab, seperti misalnya Boeing yang turun 2,6% setelah Biro Penerbangan AS (Federal Aviation Administration/FAA) pada Rabu mengatakan bahwa pihaknya menemukan persoalan baru di pesawat 737 Max yang harus diatasi jika ingin sanksi larangan terbang dicabut.
Departemen Perdagangan AS melaporkan perekonomian AS tumbuh sebesar 3,1% pada kuartal pertama. Namun, belanja konsumsi dan investasi swasta tumbuh dengan laju yang lebih rendah dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) dibuka menguat 21 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), tetapi berbalik melemah 0,02% (5,76 poin) setelah 20 menit kemudian ke 26.531,06.
Sementara itu, indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq bertahan di jalur hijau dengan menguat masing-masing sebesar 0,41% (12,5 poin) dan 0,56% (45,6 poin) ke 2.926,15 dan 7.955,11 pada waktu yang sama.
China dan AS telah terlibat dalam perang dagang dalam lebih dari setahun terakhir. Washington mengenakan tarif terhadap produk China senilai lebih dari US$250 miliar, yang mengundang aksi balasan oleh China.
"Kita secara konsisten melihat reli di bursa saham ke titik tertinggi baru pada dasarnya didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan gencatan senjata di perang dagang AS dan China. The Fed secara umum memenuhi ekspektasi dan kini saatnya Trump dan Xi bertemu dan menentukan langkah selanjutnya," tutur Pendiri The Sevens Report Tom Essaye, sebagaimana dikutip CNBC International.
The South China Morning Post, mengutip sumber yang tak mau dibuka identitasnya, melaporkan bahwa pejabat dari Washington dan Beijing secara tentative menyepakati pembahasan lanjutan untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
Beberapa saham utama di bursa AS hari ini terjerembab, seperti misalnya Boeing yang turun 2,6% setelah Biro Penerbangan AS (Federal Aviation Administration/FAA) pada Rabu mengatakan bahwa pihaknya menemukan persoalan baru di pesawat 737 Max yang harus diatasi jika ingin sanksi larangan terbang dicabut.
Departemen Perdagangan AS melaporkan perekonomian AS tumbuh sebesar 3,1% pada kuartal pertama. Namun, belanja konsumsi dan investasi swasta tumbuh dengan laju yang lebih rendah dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular