
Newsletter
Dolar AS Bangkit, Harga Minyak Melejit
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
28 May 2019 05:37

Hari ini bursa saham AS tutup memperingati libur Memorial Day. Jadi tidak ada perdagangan di Wall Street, tidak ada sentimen dari New York yang mempengaruhi pasar keuangan Asia.
Namun untuk perdagangan hari ini, investor tetap patut mencermati sejumlah faktor. Pertama adalah perkembangan positif dari kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Jepang. Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat untuk membuat perdagangan kedua negara lebih seimbang karena selama ini Washington menilai berat sebelah.
Pada kuartal I-2019, AS menderita defisit perdagangan sebesar US$ 17,7 miliar dengan Jepang. Sepanjang 2018, neraca perdagangan AS dengan Jepang tekor US$ 67,63 miliar.
"Kami memiliki ketimpangan yang luar biasa selama bertahun-tahun. Saya rasa kami akan segera membuat kesepakatan dengan Jepang. Kami mungkin akan mengumukan sesuatu pada Agustus, yang membawa kebaikan bagi kedua negara. Kami akan membuat perdagangan lebih seimbang," papar Trump, mengutip Reuters.
Hubungan Washington-Tokyo yang mesra bisa membuat Trump mengurungkan niat mengenakan bea masuk untuk impor produk otomotif asal Jepang. Ini bisa menghindari perang dagang AS-Jepang, sesuatu yang perlu disambut positif oleh pelaku pasar.
Bahkan Trump juga menyatakan siap kembali bernegosiasi dengan China. Perang dagang AS-China yang kembali berkobar belakangan ini menjadi salah satu risiko terbesar dalam perekonomian global.
"Saya percaya kami akan membuat kesepakatan yang bagus dengan China suatu saat nanti. Sebab saya tidak yakin China bisa terus membayar bea masuk. Anda tahu? Pebisnis sudah meninggalkan China, ratusan bahkan ribuan," tegas Trump.
China pun siap kembali ke meja perundingan. Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan bahwa satu-satunya jalan mengakhiri perang dagang adalah melalui dialog.
"Posisi China sangat jelas. Perundingan harus berdasarkan asas saling menghormati dan untuk kepentingan bersama," kata Lu, dikutip dari Reuters.
Api perang dagang yang mengecil bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Asia hari ini. Masih ada harapan bahwa arus perdagangan dan rantai pasok global tidak terganggu, sehingga pertumbuhan ekonomi kembali bergeliat.
Sentimen kedua adalah seputar hubungan AS-Korea Utara. Selepas perundingan yang tanpa hasil di Vietnam, relasi kedua negara menegang. Bahkan Pyongyang sampai berani melakukan sejumlah uji coba misil jarak pendek.
Namun kini Trump bersedia untuk kembali bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Trump menilai kelakuan Kim dengan melakukan uji coba misil masih dalam taraf wajar, bisa dipahami.
"Banyak yang berpandangan (uji coba misil) adalah sebuah pelanggaran, tetapi saya melihatnya berbeda. Mungkin dia (Kim) ingin diperhatikan, siapa yang tahu? Setahu saya tidak ada uji coba senjata nuklir, tidak ada uji coba misil jarak jauh. Suatu hari kami akan membuat kesepakatan, saya tidak buru-buru," jelasnya.
Seperti harapan damai dagang yang masih terjaga, asa perdamaian dan denuklirisasi di Semenanjung Korea juga tetap ada. Terciptanya perdamaian di kawasan tersebut tentu menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Benua Kuning.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Namun untuk perdagangan hari ini, investor tetap patut mencermati sejumlah faktor. Pertama adalah perkembangan positif dari kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Jepang. Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat untuk membuat perdagangan kedua negara lebih seimbang karena selama ini Washington menilai berat sebelah.
Pada kuartal I-2019, AS menderita defisit perdagangan sebesar US$ 17,7 miliar dengan Jepang. Sepanjang 2018, neraca perdagangan AS dengan Jepang tekor US$ 67,63 miliar.
"Kami memiliki ketimpangan yang luar biasa selama bertahun-tahun. Saya rasa kami akan segera membuat kesepakatan dengan Jepang. Kami mungkin akan mengumukan sesuatu pada Agustus, yang membawa kebaikan bagi kedua negara. Kami akan membuat perdagangan lebih seimbang," papar Trump, mengutip Reuters.
Hubungan Washington-Tokyo yang mesra bisa membuat Trump mengurungkan niat mengenakan bea masuk untuk impor produk otomotif asal Jepang. Ini bisa menghindari perang dagang AS-Jepang, sesuatu yang perlu disambut positif oleh pelaku pasar.
Bahkan Trump juga menyatakan siap kembali bernegosiasi dengan China. Perang dagang AS-China yang kembali berkobar belakangan ini menjadi salah satu risiko terbesar dalam perekonomian global.
"Saya percaya kami akan membuat kesepakatan yang bagus dengan China suatu saat nanti. Sebab saya tidak yakin China bisa terus membayar bea masuk. Anda tahu? Pebisnis sudah meninggalkan China, ratusan bahkan ribuan," tegas Trump.
China pun siap kembali ke meja perundingan. Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan bahwa satu-satunya jalan mengakhiri perang dagang adalah melalui dialog.
"Posisi China sangat jelas. Perundingan harus berdasarkan asas saling menghormati dan untuk kepentingan bersama," kata Lu, dikutip dari Reuters.
Api perang dagang yang mengecil bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Asia hari ini. Masih ada harapan bahwa arus perdagangan dan rantai pasok global tidak terganggu, sehingga pertumbuhan ekonomi kembali bergeliat.
Sentimen kedua adalah seputar hubungan AS-Korea Utara. Selepas perundingan yang tanpa hasil di Vietnam, relasi kedua negara menegang. Bahkan Pyongyang sampai berani melakukan sejumlah uji coba misil jarak pendek.
Namun kini Trump bersedia untuk kembali bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Trump menilai kelakuan Kim dengan melakukan uji coba misil masih dalam taraf wajar, bisa dipahami.
"Banyak yang berpandangan (uji coba misil) adalah sebuah pelanggaran, tetapi saya melihatnya berbeda. Mungkin dia (Kim) ingin diperhatikan, siapa yang tahu? Setahu saya tidak ada uji coba senjata nuklir, tidak ada uji coba misil jarak jauh. Suatu hari kami akan membuat kesepakatan, saya tidak buru-buru," jelasnya.
Seperti harapan damai dagang yang masih terjaga, asa perdamaian dan denuklirisasi di Semenanjung Korea juga tetap ada. Terciptanya perdamaian di kawasan tersebut tentu menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Benua Kuning.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular