
Newsletter
Perang Dagang Masih Panas, Brexit tak Jelas
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 May 2019 06:10

Sentimen ketiga adalah drama dari Inggris. Perdana Menteri Theresa May dijadwalkan untuk membawa proposal Brexit jilid keempat ke parlemen pada pekan pertama Juni. Tiga proposal sebelumnya ditolak oleh parlemen melalui voting sehingga sangat mungkin dokumen keempat ini mengalami nasib yang sama.
Situasi menjadi kian pelik kala beredar kabar May ingin mundur dari posisinya dalam waktu dekat. Harian London Evening Standard melaporkan May akan lengser dengan sukarela pada 10 Juni.
Calon favorit untuk menggantikan May adalah Boris Johnson, mantan menteri luar negeri. Sikap Johnson yang keras, tanpa ba-bi-bu, dan posisinya sebagai seorang euroskeptik bisa membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa-apa alias No Deal Brexit. BNP Paribas memperkirakan peluang No Deal Brexit kini mencapai 40%.
Perkembangan di Inggris tentu menyebabkan ketidakpastian di pasar. Ditambah dengan perang dagang AS-China yang memanas, investor bisa semakin bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sentimen keempat adalah harga minyak dunia. Pada pukul 04:08 WIB, harga minyak jenis brent anjlok 4,32% sementara light sweet amblas 5,28%.
Penyebab koreksi harga si emas hitam adalah perang dagang AS-China. Kala dua raksasa ekonomi dunia saling hambat di bidang perdagangan, maka akan mempengaruhi rantai pasok global. Industri dan ekspor berbagai negara akan turun sehingga prospek pertumbuhan ekonomi dunia bakal suram.
Apabila aktivitas ekonom lesu, maka permintaan energi tentu ikut turun. Persepsi berkurangnya permintaan membuat harga minyak turun tajam.
Namun penurunan harga minyak dunia bisa berdampak positif bagi Indonesia, terutama nilai tukar rupiah. Sebab koreksi harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini menjadi murah. Menguntungkan buat negara net importir minyak seperti Indonesia.
Saat biaya impor minyak berkurang, maka beban neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan terangkat. Rupiah bisa lebih stabil, karena membaiknya pasokan devisa dari sektor perdagangan. Semoga sentimen ini cukup kuat untuk membawa rupiah kembali menguat hari ini.
Sentimen kelima, hari ini menjadi batas waktu terakhir penyampaian pengaduan hasil Pemilu ke Mahkamah Konsitusi (MK). Kubu Prabowo-Sandiaga menyatakan mereka akan menggugat hasil perhitungan suara KPU ke MK.
Jadi, hari ini kubu 02 akan mendatangi MK untuk melapor. Batas waktunya adalah sampai pukul 24:00 WIB.
Sebelum ada putusan MK dan presiden terpilih bisa dilantik, sepertinya pelaku pasar masih harus memantau dinamika politik nasional. Segala sesuatu masih bisa terjadi, dan investor perlu mempersiapkan diri.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
![]() |
Situasi menjadi kian pelik kala beredar kabar May ingin mundur dari posisinya dalam waktu dekat. Harian London Evening Standard melaporkan May akan lengser dengan sukarela pada 10 Juni.
Calon favorit untuk menggantikan May adalah Boris Johnson, mantan menteri luar negeri. Sikap Johnson yang keras, tanpa ba-bi-bu, dan posisinya sebagai seorang euroskeptik bisa membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa-apa alias No Deal Brexit. BNP Paribas memperkirakan peluang No Deal Brexit kini mencapai 40%.
Perkembangan di Inggris tentu menyebabkan ketidakpastian di pasar. Ditambah dengan perang dagang AS-China yang memanas, investor bisa semakin bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sentimen keempat adalah harga minyak dunia. Pada pukul 04:08 WIB, harga minyak jenis brent anjlok 4,32% sementara light sweet amblas 5,28%.
Penyebab koreksi harga si emas hitam adalah perang dagang AS-China. Kala dua raksasa ekonomi dunia saling hambat di bidang perdagangan, maka akan mempengaruhi rantai pasok global. Industri dan ekspor berbagai negara akan turun sehingga prospek pertumbuhan ekonomi dunia bakal suram.
Apabila aktivitas ekonom lesu, maka permintaan energi tentu ikut turun. Persepsi berkurangnya permintaan membuat harga minyak turun tajam.
Namun penurunan harga minyak dunia bisa berdampak positif bagi Indonesia, terutama nilai tukar rupiah. Sebab koreksi harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini menjadi murah. Menguntungkan buat negara net importir minyak seperti Indonesia.
Saat biaya impor minyak berkurang, maka beban neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan terangkat. Rupiah bisa lebih stabil, karena membaiknya pasokan devisa dari sektor perdagangan. Semoga sentimen ini cukup kuat untuk membawa rupiah kembali menguat hari ini.
Sentimen kelima, hari ini menjadi batas waktu terakhir penyampaian pengaduan hasil Pemilu ke Mahkamah Konsitusi (MK). Kubu Prabowo-Sandiaga menyatakan mereka akan menggugat hasil perhitungan suara KPU ke MK.
Jadi, hari ini kubu 02 akan mendatangi MK untuk melapor. Batas waktunya adalah sampai pukul 24:00 WIB.
Sebelum ada putusan MK dan presiden terpilih bisa dilantik, sepertinya pelaku pasar masih harus memantau dinamika politik nasional. Segala sesuatu masih bisa terjadi, dan investor perlu mempersiapkan diri.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular