
Newsletter
Balada 'Surat Cinta' Xi Jinping Buat Donald Trump
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 May 2019 05:25

Senasib dengan Asia, bursa saham New York pun dihiasi warna merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,54%, S&P 500 melemah 0,3%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,41%.
Sentimen yang mewarnai Wall Street pun serupa dengan Asia, yaitu risiko kembali meletusnya perang dagang AS-China. Pelaku pasar memilih enggan mengambil risiko sebari menunggu hasil pertemuan Wakil Perdana Menteri China Liu He dengan delegasi AS di Washington, Kamis-Jumat waktu setempat.
Awalnya Wall Street bahkan sempat anjlok sampai di kisaran 1%. Namun pelemahan itu menipis karena ada perkembangan positif. Presiden AS Donald Trump mengaku mendapat surat dari Presiden China Xi Jinping yang memberi harapan bahwa damai dagang masih bisa terwujud.
"Beliau menulis surat yang indah kepada saya. Saya baru menerimanya, dan mungkin saya akan menghubungi beliau via telepon," ungkap Trump, mengutip Reuters.
Salah satu isi surat tersebut adalah "mari bekerja bersama dan kita lihat apa yang bisa kita capai," ujar Trump menirukan. Setelah membawa surat itu, Trump yakin bahwa AS-China akan bisa mencapai kesepakatan dagang pekan ini.
Namun karena proses dialog masih berlangsung, investor masih agak menjaga jarak. Tidak ada yang mau 'bermain api', semuanya masih memilih main aman. Akibatnya Wall Street belum mampu finis di jalur hijau.
"Mungkin tarif bea masuk baru akan diterapkan besok. Akan tetapi, di sisi lain pasar juga percaya bahwa akan ada penyelesaian. Tidak ada untungnya bagi AS maupun China untuk melanjutkan perang dagang," tegas John Stoltzfus, Chief Investment Strategist di Oppenheimer Asset Management, dikutip dari Reuters.
Saham-saham yang sensitif terhadap isu perdagangan masih menjadi pemberat laju Wall Street. Harga saham 3M anjlok 1,85%, Boeing amblas 1%, dan Caterpillar minus 0,57%.
Maklum, China adalah negara tujuan ekspor utama bagi emiten-emiten ini. Jika perang dagang berlanjut, maka mereka akan sulit menembus pasar Negeri Tirai Bambu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Sentimen yang mewarnai Wall Street pun serupa dengan Asia, yaitu risiko kembali meletusnya perang dagang AS-China. Pelaku pasar memilih enggan mengambil risiko sebari menunggu hasil pertemuan Wakil Perdana Menteri China Liu He dengan delegasi AS di Washington, Kamis-Jumat waktu setempat.
Awalnya Wall Street bahkan sempat anjlok sampai di kisaran 1%. Namun pelemahan itu menipis karena ada perkembangan positif. Presiden AS Donald Trump mengaku mendapat surat dari Presiden China Xi Jinping yang memberi harapan bahwa damai dagang masih bisa terwujud.
"Beliau menulis surat yang indah kepada saya. Saya baru menerimanya, dan mungkin saya akan menghubungi beliau via telepon," ungkap Trump, mengutip Reuters.
Salah satu isi surat tersebut adalah "mari bekerja bersama dan kita lihat apa yang bisa kita capai," ujar Trump menirukan. Setelah membawa surat itu, Trump yakin bahwa AS-China akan bisa mencapai kesepakatan dagang pekan ini.
Namun karena proses dialog masih berlangsung, investor masih agak menjaga jarak. Tidak ada yang mau 'bermain api', semuanya masih memilih main aman. Akibatnya Wall Street belum mampu finis di jalur hijau.
"Mungkin tarif bea masuk baru akan diterapkan besok. Akan tetapi, di sisi lain pasar juga percaya bahwa akan ada penyelesaian. Tidak ada untungnya bagi AS maupun China untuk melanjutkan perang dagang," tegas John Stoltzfus, Chief Investment Strategist di Oppenheimer Asset Management, dikutip dari Reuters.
Saham-saham yang sensitif terhadap isu perdagangan masih menjadi pemberat laju Wall Street. Harga saham 3M anjlok 1,85%, Boeing amblas 1%, dan Caterpillar minus 0,57%.
Maklum, China adalah negara tujuan ekspor utama bagi emiten-emiten ini. Jika perang dagang berlanjut, maka mereka akan sulit menembus pasar Negeri Tirai Bambu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular