
Newsletter
Balada 'Surat Cinta' Xi Jinping Buat Donald Trump
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 May 2019 05:25

Untuk perdagangan hari ini. investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu performa Wall Street yang kurang impresif. Bisa-bisa merahnya Wall Street akan mempengaruhi suasana kebatinan di pasar keuangan Asia.
Kedua, investor perlu terus memantau perkembangan negosiasi dagang AS-China di Washington. Mari berharap Liu dan kolega berhasil meyakinkan AS sehingga menarik kembali rencana kenaikan bea masuk. Atau semoga tuah 'surat cinta' Xi kepada Trump begitu ampuh sehingga membuat AS luluh.
China sendiri menolak anggapan bahwa mereka melanggar atau mengingkari kesepakatan. Oleh karena itu, Beijing akan terus melanjutkan proses negosiasi.
"AS memberikan banyak cap kepada kami. Mundur, ingkar, dan sebagainya. China adalah mitra yang dapat dipercaya dan memegang janji. Ini tidak pernah berubah," tutur Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters.
Namun bila memang perang dagang kembali meletus dan tidak bisa dihindari, China pun siap menghadapinya. Gao menegaskan China akan mempertahankan kepentingan nasional dengan sekuat tenaga.
"China selalu konsisten dan tidak akan mengalah terhadap segala bentuk tekanan. Kami sudah bersiap untuk merespons segala kemungkinan," tegas Gao.
Well, jika Liu gagal meyakinkan AS dan kenaikan tarif bea masuk diberlakukan maka China akan membalas dengan kebijakan yang sama. Perang dagang kembali bergulir, dan mengancam prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Sentimen perang dagang akan membuat investor semakin enggan bersikap agresif. Jangankan aset-aset di negara berkembang, bahkan dolar AS pun tidak menjadi pilihan. Pada pukul 04:44 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,19%.
Sepertinya investor mencari perlindungan di aset yang benar-benar aman yaitu emas. Pada pukul 04:45 WIB, harga emas dunia naik 0,25% karena kenaikan permintaan. Kalau situasi ini berlanjut, maka IHSG dan rupiah rasanya tidak punya harapan untuk menguat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Kedua, investor perlu terus memantau perkembangan negosiasi dagang AS-China di Washington. Mari berharap Liu dan kolega berhasil meyakinkan AS sehingga menarik kembali rencana kenaikan bea masuk. Atau semoga tuah 'surat cinta' Xi kepada Trump begitu ampuh sehingga membuat AS luluh.
China sendiri menolak anggapan bahwa mereka melanggar atau mengingkari kesepakatan. Oleh karena itu, Beijing akan terus melanjutkan proses negosiasi.
"AS memberikan banyak cap kepada kami. Mundur, ingkar, dan sebagainya. China adalah mitra yang dapat dipercaya dan memegang janji. Ini tidak pernah berubah," tutur Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters.
Namun bila memang perang dagang kembali meletus dan tidak bisa dihindari, China pun siap menghadapinya. Gao menegaskan China akan mempertahankan kepentingan nasional dengan sekuat tenaga.
"China selalu konsisten dan tidak akan mengalah terhadap segala bentuk tekanan. Kami sudah bersiap untuk merespons segala kemungkinan," tegas Gao.
Well, jika Liu gagal meyakinkan AS dan kenaikan tarif bea masuk diberlakukan maka China akan membalas dengan kebijakan yang sama. Perang dagang kembali bergulir, dan mengancam prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Sentimen perang dagang akan membuat investor semakin enggan bersikap agresif. Jangankan aset-aset di negara berkembang, bahkan dolar AS pun tidak menjadi pilihan. Pada pukul 04:44 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,19%.
Sepertinya investor mencari perlindungan di aset yang benar-benar aman yaitu emas. Pada pukul 04:45 WIB, harga emas dunia naik 0,25% karena kenaikan permintaan. Kalau situasi ini berlanjut, maka IHSG dan rupiah rasanya tidak punya harapan untuk menguat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular