Perang Dagang, China Kirim Wakil PM Demi Redam Amarah AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
08 May 2019 06:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Perdana Menteri China Liu He akan tetap melakukan kunjungannya ke Washington, Amerika Serikat (AS), selama dua hari sebagai upaya terakhir untuk meraih kesepakatan dagang dan terhindar dari kenaikan bea impor yang diancam Presiden Donald Trump.
Para pejabat AS telah menuduh China dalam sepekan terakhir telah mengingkari beberapa komitmen penting yang telah dibuat dalam perundingan dagang selama berbulan-bulan belakangan. Hal itu mendorong Trump mengeluarkan ancaman baru akan menaikkan bea impor terhadap produk China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10% pada Jumat pekan ini.
Kenaikan bea impor itu direncanakan berlaku Jumat dini hari, kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Itu berarti kenaikan bea masuk akan terjadi di tengah-tengah kunjungan Liu He, dilansir dari Reuters.
Kementerian Perdagangan China mengatakan Liu yang memimpin delegasi perundingan dari Beijing akan berada di Washington selama dua hari, Kamis dan Jumat, dari tiga hari yang direncanakan sebelum Trump mengeluarkan ancamannya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan rasa saling menghormati antara kedua belah pihak adalah dasar tercapainya perjanjian dagang.
"Kenaikan bea impor tidak dapat menyelesaikan masalah apapun," kata Geng dalam konferensi pers rutin, Selasa (7/5/2019).
"Pembicaraan adalah hal yang biasa terjadi dalam proses perundingan. Normal bagi kedua belah pihak untuk memiliki perbedaan. China tidak akan menghindari masalah dan China tulus ingin melanjutkan pembicaraan," ujarnya.
Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Senin mengungkapkan keraguannya akan prospek perundingan dagang dengan China. Mereka mengatakan Negeri Tirai Bambu itu telah mundur dari beberapa komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
Mnuchin menambahkan bahwa China memang perlu didorong untuk segera menyelesaikan dialog dagang. Untuk itu, perlu ada langkah yang cukup drastis.
"Mereka (China) coba untuk mundur ke hal-hal yang sebelumnya pernah dibicarakan, jelas ada upaya untuk mengubah kesepakatan. Oleh karena itu, seluruh tim ekonomi pemerintahan AS sepakat dan merekomendasikan kepada presiden untuk bergerak maju dengan bea masuk jika kita tidak bisa menyelesaikan kesepakatan dagang akhir pekan ini," ungkap Mnuchin, mengutip Reuters.
Ketidakpastian ini membuat pasar saham bergejolak. Dow Jones Industrial Average anjlok 1,79%, S&P 500 rontok 1,65%, dan Nasdaq Composite terjun bebas 1,96% di akhir perdagangan Rabu. Ini adalah pelemahan Dow Jones terdalam sejak 3 Januari lalu.
Kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu telah saling mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk senilai ratusan miliar dolar sejak 10 bulan lalu. AS dan China sepakat untuk melakukan gencatan senjata perang dagang awal Desember lalu dan membuka ruang perundingan demi mencapai perjanjian dagang.
(prm) Next Article Babak Baru Perundingan Dagang AS-China Dimulai
Para pejabat AS telah menuduh China dalam sepekan terakhir telah mengingkari beberapa komitmen penting yang telah dibuat dalam perundingan dagang selama berbulan-bulan belakangan. Hal itu mendorong Trump mengeluarkan ancaman baru akan menaikkan bea impor terhadap produk China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari 10% pada Jumat pekan ini.
Kenaikan bea impor itu direncanakan berlaku Jumat dini hari, kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Itu berarti kenaikan bea masuk akan terjadi di tengah-tengah kunjungan Liu He, dilansir dari Reuters.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan rasa saling menghormati antara kedua belah pihak adalah dasar tercapainya perjanjian dagang.
"Kenaikan bea impor tidak dapat menyelesaikan masalah apapun," kata Geng dalam konferensi pers rutin, Selasa (7/5/2019).
"Pembicaraan adalah hal yang biasa terjadi dalam proses perundingan. Normal bagi kedua belah pihak untuk memiliki perbedaan. China tidak akan menghindari masalah dan China tulus ingin melanjutkan pembicaraan," ujarnya.
Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Senin mengungkapkan keraguannya akan prospek perundingan dagang dengan China. Mereka mengatakan Negeri Tirai Bambu itu telah mundur dari beberapa komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
![]() |
Mnuchin menambahkan bahwa China memang perlu didorong untuk segera menyelesaikan dialog dagang. Untuk itu, perlu ada langkah yang cukup drastis.
"Mereka (China) coba untuk mundur ke hal-hal yang sebelumnya pernah dibicarakan, jelas ada upaya untuk mengubah kesepakatan. Oleh karena itu, seluruh tim ekonomi pemerintahan AS sepakat dan merekomendasikan kepada presiden untuk bergerak maju dengan bea masuk jika kita tidak bisa menyelesaikan kesepakatan dagang akhir pekan ini," ungkap Mnuchin, mengutip Reuters.
Ketidakpastian ini membuat pasar saham bergejolak. Dow Jones Industrial Average anjlok 1,79%, S&P 500 rontok 1,65%, dan Nasdaq Composite terjun bebas 1,96% di akhir perdagangan Rabu. Ini adalah pelemahan Dow Jones terdalam sejak 3 Januari lalu.
Kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu telah saling mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk senilai ratusan miliar dolar sejak 10 bulan lalu. AS dan China sepakat untuk melakukan gencatan senjata perang dagang awal Desember lalu dan membuka ruang perundingan demi mencapai perjanjian dagang.
(prm) Next Article Babak Baru Perundingan Dagang AS-China Dimulai
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular