
Newsletter
Awas, Dolar AS Mau Balas Dendam!
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 April 2019 04:52

Dari Wall Street, tiga indeks utama ditutup variatif dalam kisaran terbatas. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,05%, S&P 500 stagnan, dan Nasdaq Composite berkurang 0,21%.
"Tidak banyak yang terjadi hari ini. Orang-orang memilih untuk menunggu informasi selanjutnya, seperti laporan keuangan," ujar Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services yang berbasis di India, mengutip Reuters.
Ya, investor di bursa saham New York kini fokus menyambut musim laporan keuangan (earnings season). Pada Jumat pagi waktu setempat, earnings season akan dimulai dengan laporan keuangan JPMorgan Chase dan Wells Fargo, dua bank raksasa di Negeri Paman Sam.
Hawa di earnings season kuartal I-2019 agak suram, karena S&P Global Market Intelligence memperkirakan rata-rata laba emiten turun 3% YoY. Sementara rata-rata laba sepanjang 2019 hanya 1,9%, jauh di bawah 2018 yang mencapai 22,9%.
Penyebabnya adalah tahun lalu laba korporasi melesat akibat pemotongan tarif Pajak Penghasilan (PPh). Saat ini dampak dari kebijakan tersebut sudah pudar, menyisakan base effect yang terlalu tinggi sehingga sulit tertandingi. Wajar jika laba kuartal I-2019 terkontraksi.
"Namun penurunan laba ini tidak signifikan, ibarat orang yang jatuh dari jendela ruang bawah tanah. Jarang ada orang yang cedera kalau jatuh dari sana. Selain itu, investor akan lebih mengapresiasi saat ada emiten yang membukukan laba karena investor sudah punya pikiran bakal terjadi penurunan," papar Sam Stovall, Chief Investment Strategist di CFRA Research yang berbasis di New York, mengutip Reuters.
Sikap investor yang memilih wait and see menyebabkan volume perdagangan di Wall Street begitu tipis. Volume perdagangan hari ini hanya 6 miliar unit saham, jauh di bawah rata-rata selama 20 hari terakhir yaitu 7,17 miliar.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
"Tidak banyak yang terjadi hari ini. Orang-orang memilih untuk menunggu informasi selanjutnya, seperti laporan keuangan," ujar Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services yang berbasis di India, mengutip Reuters.
Ya, investor di bursa saham New York kini fokus menyambut musim laporan keuangan (earnings season). Pada Jumat pagi waktu setempat, earnings season akan dimulai dengan laporan keuangan JPMorgan Chase dan Wells Fargo, dua bank raksasa di Negeri Paman Sam.
Hawa di earnings season kuartal I-2019 agak suram, karena S&P Global Market Intelligence memperkirakan rata-rata laba emiten turun 3% YoY. Sementara rata-rata laba sepanjang 2019 hanya 1,9%, jauh di bawah 2018 yang mencapai 22,9%.
Penyebabnya adalah tahun lalu laba korporasi melesat akibat pemotongan tarif Pajak Penghasilan (PPh). Saat ini dampak dari kebijakan tersebut sudah pudar, menyisakan base effect yang terlalu tinggi sehingga sulit tertandingi. Wajar jika laba kuartal I-2019 terkontraksi.
"Namun penurunan laba ini tidak signifikan, ibarat orang yang jatuh dari jendela ruang bawah tanah. Jarang ada orang yang cedera kalau jatuh dari sana. Selain itu, investor akan lebih mengapresiasi saat ada emiten yang membukukan laba karena investor sudah punya pikiran bakal terjadi penurunan," papar Sam Stovall, Chief Investment Strategist di CFRA Research yang berbasis di New York, mengutip Reuters.
Sikap investor yang memilih wait and see menyebabkan volume perdagangan di Wall Street begitu tipis. Volume perdagangan hari ini hanya 6 miliar unit saham, jauh di bawah rata-rata selama 20 hari terakhir yaitu 7,17 miliar.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular