Newsletter

Gara-gara Minyak dan CPO, IHSG Siap Menguat?

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 November 2018 05:49
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sentimen keempat adalah harga minyak dunia yang belum berhenti menguat sejak kemarin. Pada pukul 05:09 WIB, harga minyak jenis brent melonjak 2,86% dan light sweet melesat 2,3%. Kemarin, harga si emas hitam naik di kisaran 1%. 

Namun pelaku pasar menilai kenaikan ini masih belum stabil, mengingat harga minyak pernah anjlok sampai 6% dalam sehari. Secara fundamental, masih ada faktor besar yang akan kembali menarik harga minyak ke bawah. 


Potensi kelebihan pasokan (oversupply) masih menghantui. Mengutip Reuters, produksi minyak di Arab Saudi pada November mencapai 11,1-11,3 juta barel/hari yang merupakan rekor tertinggi. Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) juga memperkirakan akan ada kelebihan pasokan sekitar 1,4 juta barel/hari pada 2019. 

Meski begitu, lonjakan harga minyak yang sudah terjadi 2 hari beruntun akan menjadi sentimen positif bagi saham-saham migas seperti MEDC, ENRG, atau ELSA. Saat saham-saham pertambangan dan energi naik, diharapkan bisa ikut mengatrol IHSG secara keseluruhan. 

Akan tetapi, kenaikan harga minyak bukan berita baik buat rupiah. Saat harga minyak naik, maka biaya impor migas tenti akan ikut membengkak. Hasilnya adalah defisit neraca migas semakin dalam dan sangat membebani transaksi berjalan (current account). 

Apabila defisit transaksi berjalan semakin parah gara-gara neraca migas, maka rupiah akan sulit menguat. Sebab pasokan valas dari ekspor-impor barang dan jasa menjadi minim cenderung kurang. 

Sentimen kelima, kali ini dari dalam negeri, adalah keputusan pemerintah mengubah pungutan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dari US$ 50/ton menjadi nol. Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, saat ini harga CPO terus mengalami penurunan dan berdampak sangat buruk bagi industri. 


"Diputuskan untuk dinolkan dulu. Kalau nanti harga membaik sampai US$ 500/ton kita akan kenakan tapi belum penuh," kata Darmin. 


Kabar ini dapat menjadi sentimen positif bagi indeks saham agrikultur. Dihapuskannya pungutan ekspor CPO (palm levy) diharapkan dapat menggenjot performa ekspor komoditas ini.  

Dengan adanya kebijakan terbaru dari pemerintah, performa ekspor CPO Indonesia masih akan terjaga ke depannya. Tentu saja hal ini akan mencegah tergerusnya kinerja keuangan emiten CPO lebih jauh lagi.

Kenaikan harga minyak dan keputusan peniadaan palm levy bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG. Apakah IHSG mampu mengulangi pencapaian kemarin? Menarik untuk dinantikan.

(BERLANJUT KE HALAMAN 5)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular