Newsletter

Dolar AS di Persimpangan

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
29 October 2018 05:51
Aksi Jual Massal Bikin Wall Street Terpental
Perdagangan Saham di Wall Street (Reuters)
Seperti di Asia, Wall Street pun babak-belur pada pekan lalu. Secara mingguan, Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 2,97%, S&P 500 amblas 3,94%, dan Nasdaq Composite ambrol 3,78%. 

Selain karena adanya sinyal risiko dalam perekonomian Negeri Adidaya, koreksi Wall Street juga disebabkan oleh kinerja emiten yang kurang meyakinkan. Wall Street tak berkutik menghadapi koreksi yang dalam di saham Amazon (-7,82%) dan Alphabet (-1,8%). Kedua saham tersebut dilepas investor lantaran kinerja keuangan kuartal-III 2018 yang mengecewakan. 

Laba per saham (Earnings per Share/EPS) Amazon diumumkan sebesar US$ 5,75, mengalahkan estimasi Refinitiv yaitu US$ 3,14. Namun, penjualan tercatat US$ 56,6 miliar, di bawah estimasi US$ 57,1 miliar. 

Sementara itu, EPS Alphabet tercatat US$ 13,06, juga mengalahkan estimasi yang sebesar US$ 10,42. Namun, penjualan 'hanya' US$ 33,7 miliar, di bawah estimasi US$ 34,04 miliar. 

Tidak hanya saham-saham teknologi, kejatuhan Wall Street juga disebabkan anjloknya sektor energi. Secara mingguan, saham Schlumberger NV amblas 9,53% dan Halliburton anjlok 6,39%. 

Pada kuartal IV-2018, Halliburton memperkirakan EPS adalah US$ 37-40 sen. Di bawah konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu US$ 49 sen, dan di bawah pencapaian kuartal III-2018 yaitu US$ 50 sen.
 
Sama seperti Halliburton, Schlumberger juga melihat ada tantangan pada kuartal IV-2018.  "Pasar Amerika Utara berubah cukup cepat. Beberapa pelanggan utama tidak lagi menggunakan fracturing fleet hidrolik pada akhir tahun ini," kata Paal Kibsgaard, CEO Schlumberger, mengutip Reuters.  

Selain itu, pelaku pasar di juga konservatif bin hati-hati karena AS sudah semakin dekat ke pemilu sela yang akan berlangsung pada 6 November. Investor memilih wait and see, melihat dan menunggu ke mana arah politik Negeri Paman Sam. 

"Investor melihat saat ini banyak angin yang menerjang. Situasinya akan tetap seperti ini setidaknya sampai pemilihan sela. Akan sulit untuk melihat kenaikan, arahnya lebih ke melemah," tegas Alan Lancz, Presiden Alan B Lancz & Associates Inc, sebuah firma konsultan investasi yang berbasis di Ohio, seperti dikutip Reuters.  

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular