Newsletter

Kombinasi Sikap Hawkish Trump & Fed Ciutkan Nyali Pasar

Arif Gunawan & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 September 2018 06:59
Perhatikan Sentimen Penggerak Pasar Hari ini 2
Foto: Pekerja mengangkut produk kedelai impor di pelabuhan di Nantong, provinsi Jiangsu, China. REUTERS/Stringer/File Photo
Perhatian dunia juga masih akan tertuju pada sikap Fed yang juga semakin keukeuh terkait normalisasi moneter di AS, meski Trump pernah meminta Fed tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan. Bersamaan dengan pengumuman tingkat suku bunga acuan terbarunya besok, the Fed akan merilis dot plot versi terbaru.

Sebagai catatan, dot plot merupakan sebuah survei dari anggota-anggota FOMC (Federal Open Market Committee) selaku pengambil keputusan terkait proyeksi mereka atas tingkat suku bunga acuan pada akhir tahun.  

Melalui dot plot versi terbaru, akan diketahui apakah semakin banyak anggota FOMC yang melihat kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini, lebih banyak dari perkiraan semula sebanyak 3 kali. Kenaikan ini bakal membuat dolar AS kian menguat dan rupiah kepayahan.  

Sikap berjaga-jaga atas keputusan Fed ini diambil Bank Indonesia (BI) yang memutuskan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) menunggu keputusan Fed Rate. Biasanya, BI menggelar rapat di pertengahan bulan, tapi kali ini RDG digelar pada akhir bulan, yakni 26 dan 27 September.  

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memang memperkirakan BI akan menaikkan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%.Namun suara pasar belum bulat, karena ada yang memperkirakan suku bunga ditahan di 5,5%.  

Dari sisi fiskal, sentimen yang ada malah cenderung negatif. Implementasi kebijakan bauran 20% minyak sawit di dalam bahan bakar solar alias B20 ternyata menemui kendala di tengah jalan. Kebijakan ini merupakan salah satu amunisi pemerintah untuk meredam pelemahan rupiah.  

Kini, implementasi kebijakan B20 ternyata terbukti belum menyeluruh, seiring dengan kendala pada pasokan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang merupakan salah satu bahan pembuat biodiesel.  

Dari 112 terminal BBM milik perusahaan pelat merah ini, baru 69 yang sudah menerima penyaluran FAME. Sebagian besar daerah yang belum tersalurkan FAME berada di kawasan timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Sulawesi.  

Jika implementasi B20 belum menyeluruh, impor minyak akan sulit direm sehingga pelebaran defisit neraca berjalan (current account deficit/ CAD) akan juga sulit diredam. Sebagai informasi, CAD kuartal II-2018 sudah menembus level 3% PDB, dan merupakan catatan terburuk sejak 2014.   

Oleh karena itu, investor sepertinya masih wait and see jelang pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). Namun sisi positifnya, terlepas dari pelemahan rupiah, investor asing membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 19,5 miliar di bursa kemarin.  

Padahal pada akhir sesi 1, mereka membukukan jual bersih (net sell) Rp 39,15 miliar. Lima besar saham yang paling banyak diburu investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 68,5 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 35,4 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 13,6 miliar), PT BFI Finance Indonesia Tbk/BFIN (Rp 12,8 miliar), dan PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 12,5 miliar).  

NEXT


(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular