Newsletter

Kombinasi Sikap Hawkish Trump & Fed Ciutkan Nyali Pasar

Arif Gunawan & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 September 2018 06:59
Wall Street Ditutup Variatif Merespons Perang Dagang
Foto: REUTERS/Chip East
Indeks bursa utama AS yakni Dow Jones Industrial Index (DJIA) ditutup melemah 0,26% (69,8 poin) ke 26.492,21, diikuti S&P 500 yang turun tipis 0,13% (3,81 poin) ke 2.915,56. Namun Nasdaq tidak kompak dengan menguat 0,18% (14,22 poin) ke 8.007,47.  

Saham yang menjadi pemberat utama Wall Street kemarin adalah Boeing Company BA dan General Electric Company (GE) yang terpelanting masing-masing sebesar -1,1% dan -3,5%. Di sisi lain, saham utama sektor teknologi di AS menguat dipimpin Apple yang naik 0,63% setelah produknya kalis dari daftar tarif perang dagang.  

Bursa AS melemah setelah Trump memberikan pidato di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengukuhkan sikap hawkish-nya terkait perang dagang, mengklaim dia tidak akan membiarkan negaranya “dimanfaatkan” dan AS tak akan “menolerir penyalahgunaan” seperti itu terulang.  

Sebelumnya pada Senin, Beijing menyatakan bahwa AS tengah melancarkan “perundungan dagang” (trade bully-ism) merespons keputusan resmi Negara Adidaya tersebut memberlakukan tarif terhadap produk asal China senilai total US$200 miliar.  

"Ini jelas pidato America First yang akan bergaung dalam jangka menengah," ujar chief market strategist Prudential Financial Quincy Krosby. "Bukan berarti tak akan ada negosiasi, tapi dia menegaskan bahwa AS ingin level playing field (perlakuan setara)."  

Di pasar surat utang, obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun—yang menjadi acuan pasar—mencatatkan kenaikan imbal hasil (yield) ke 3,11% atau mendekati level tertingginya setahun ini menjelang pengumuman tingkat suku bunga acuan terbaru AS (Fed Funds Rate).

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 25 September 2018, peluang Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan kali ini mencapai 93,8%.
 

Pengumuman tersebut akan berlangsung pada 27 September dini hari waktu Indonesia. Kenaikan suku bunga acuan akan membuat pasar keuangan AS semakin seksi, terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti surat utang.  

Imbal hasil investasi akan naik sehingga menanamkan modal di Negeri Adidaya kian menggiurkan. Akibatnya, arus modal pun berkerumun di sekitar dolar AS dan nilainya semakin mahal atau menguat.

NEXT


(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular