Newsletter

Hantu Pergi, Prahara (Sepertinya) Sudah Berlalu

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 April 2018 06:12
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Untuk perdagangan hari ini, positifnya kinerja Wall Street bisa menjadi energi bagi penguatan IHSG. Biasanya, laju maupun koreksi Wall Street akan memberi warna kepada bursa saham Asia, termasuk Indonesia. 

Sentimen positif lainnya datang masih datang dari AS, yaitu penurunan yield obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Penurunan ini meredakan kepanikan yang terjadi beberapa hari terakhir. Sang hantu menyeramkan sudah pergi, setidaknya untuk saat ini... 

Dorongan positif lainnya bisa datang dari Eropa. Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan. Bunga refinancing bertahan 0,00%, marginal lending facility tetap 0,25%, dan deposit facility tidak berubah di -0,40%.  

ECB juga masih melakukan injeksi likuiditas melalui pembelian surat-surat berharga (quantitative easing) sebesar 30 miliar euro. Kebijakan ini akan dipertahankan sampai September 2018, atau bahkan lebih dari itu. 

Perekonomian Benua Biru memang terus membaik, tetapi masih sangat dini untuk dikatakan pulih total. Laju inflasi juga masih belum stabil. Pada Maret, inflasi di Zona Euro tercatat 1,4% YoY, masih jauh dari target ECB yang sebesar 2%.  

Kebijakan ECB dalam mempertahankan suku bunga acuan ini dapat meredakan ketegangan terkait tren pengetatan kebijakan moneter di negara maju. Investor masih diberi kesempatan menarik bernafas sebelum kenaikan suku bunga global terjadi. 

Harga minyak juga sepertinya suportif bagi IHSG. Harga si emas hitam naik didorong oleh masih kuatnya kekhawatiran atas ancaman sanksi bagi Iran. 

Ali Akbar Velayati, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, menegaskan Teheran tidak akan menyetujui perubahan atas kesepakatan dengan AS dan negara-negara barat tentang program nuklir yang dibuat pada 2015. Padahal, Presiden AS Donald Trump mengancam akan keluar dari kesepakatan jika tidak ada perubahan substansial. 

"Perubahan atau amandemen tidak akan diterima oleh Iran. Jika Trump keluar dari kesepakatan, maka Iran juga demikian. Kami tidak akan menerima kesepakatan yang tidak menguntungkan," tegas Velayati, dikutip dari Reuters. 

Sikap AS dan Iran yang sama-sama ngotot dengan pendiriannya bisa mengancam kesepakatan nuklir yang dibuat pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama tersebut. Bila ini terjadi, maka ada kemungkinan Iran justru akan mendapat sanksi ekonoi baru dari AS. 

Sanksi ekonomi akan membatasi gerak ekonomi Iran, termasuk produksi dan distribusi minyak. Persepsi ini membuat harga minyak terkerek ke atas. 

Kenaikan harga minyak bisa berdampak positif bagi IHSG. Emiten migas dan pertambangan akan lebih diapresiasi kala harga minyak naik. 

Sementara dari dalam negeri, sentimen positif bisa hadir dari nilai tukar rupiah yang kemarin menguat. Bahkan penguatan rupiah menjadi nomor 3 tertinggi di Asia.  

Dengan komitmen Bank Indonesia (BI) untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya, diharapkan rupiah bisa melanjutkan apresiasinya hari ini. Apalagi Gubernur BI Agus DW Martowardojo menegaskan nilai tukar rupiah saat ini masih terlalu murah alias undervalued.


Ditambah lagi Agus menegaskan bahwa bank sentral tidak ragu untuk menyesuaikan suku bunga acuan bila pelemahan kurs dinilai sudah mengganggu pencapaian target inflasi dan membahayakan stabilitas sistem keuangan. Kenaikan suku bunga, walau baru sebatas kemungkinan, bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. 


Kejelasan sikap dari BI akan membuat pasar lebih tenang. Investor bisa beraktivitas tanpa kekhawatiran karena sudah mengetahui arah kebijakan BI. 

Belum lagi aura positif bisa datang dari pelaporan emiten. Sejumlah emiten akan menggelar RUPS Tahunan hari ini. Bila ada kabar baik, misalnya pembagian dividen, maka akan menjadi energi tambahan bagi penguatan IHSG. 

Selain itu, IHSG yang terus terkoreksi membuat harga aset menjadi lebih terjangkau. Sejak awal tahun, IHSG sudah berkurang cukup besar yaitu 7,02%. Ini membuat harga saham menjadi lebih murah dan siap untuk diborong. Aksi borong tentunya akan membuat IHSG positif. 

Berbagai prahara yang menerpa IHSG sepertinya sudah berlalu, setidaknya untuk saat ini. Oleh karena itu, kemungkinan IHSG bisa berbalik arah dan membalas dendam atas koreksi yang terjadi beberapa hari terakhir. (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular