
Newsletter
Hantu Pergi, Prahara (Sepertinya) Sudah Berlalu
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 April 2018 06:12

Namun sentimen yield obligasi sudah agak mereda. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kini sudah berada di bawah 3%, tepatnya di 2,9828%.
Sepertinya mulai ada peralihan dana dari pasar uang ke pasar obligasi. Investor yang awalnya wait and see untuk masuk ke pasar obligasi, kini perlahan mulai merealisasikan langkahnya. Dolar AS yang sudah ditimbun pun dikeluarkan secara perlahan untuk membeli obligasi.
Kenaikan yield obligasi AS menjadi hantu yang menyeramkan bagi pelaku pasar dalam beberapa waktu terakhir. Pasalnya, kenaikan yield menandakan ekspektasi inflasi sedang tinggi dan bisa saja direspons oleh pengetatan moneter yang agresif oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).
Namun rilis data terakhir seakan mengonfirmasi bahwa The Fed kemungkinan besar masih tetap pada rencana awal, yaitu menaikkan suku bunga acuan tiga kali sepanjang 2018. Kementerian Perdagangan AS melaporkan pembelian barang modal buatan AS turun 0,1% pada Maret. Data Februari juga direvisi dari awalnya tumbuh 1,4% menjadi hanya 0,9%.
Bulan lalu, pemesanan mesin juga turun 1,7%, penurunan terbesar sejak April 2016. Padahal pada Februari, pemesanan mesin masih bisa tumbuh 0,3%.
Data ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi AS tidak sekencang yang diperkirakan, kecemasan soal laju inflasi yang terlalu cepat pun menjadi kurang beralasan. Pemulihan belum terjadi di seluruh sendi perekonomian sehingga belum ada kebutuhan untuk terlalu mengerem laju pertumbuhan melalui pengetatan moneter ekstra.
Kini, hantu itu sudah pergi. Wall Street pun kembali ke jalur penguatan yang lebih tegas dibandingkan kemarin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,99%, S&P 500 menguat 1,04%, dan Nasdaq bertambah 1,64%.
Kepergian sang hantu membuat investor bisa fokus menyoroti kinerja emiten. Kebetulan kinerja emiten di Wall Street juga cukup ciamik.
Saham Facebook naik 9,1% merespons pertumbuhan laba bersih yang mencapai 63% dan pendapatan tumbuh 49%. Jumlah pengguna aktif juga bertambah 13% menjadi 2,2 miliar akun.
Amazon juga menjadi salah satu penopang penguatan Wall Street. harga saham Amazon naik 3,96% setelah pengumuman kinerja kuartal I-2018. Pendapatan Amazon melonjak 43%.
Visa juga menjadi kontributor dengan penguatan 4,8%. Pendapatan jaringan pembayaran terbesar di dunia ini meroket 506,98% ke US$ 2,61 miliar akibat kenaikan volume transaksi kartu kredit global. (aji/aji)
Sepertinya mulai ada peralihan dana dari pasar uang ke pasar obligasi. Investor yang awalnya wait and see untuk masuk ke pasar obligasi, kini perlahan mulai merealisasikan langkahnya. Dolar AS yang sudah ditimbun pun dikeluarkan secara perlahan untuk membeli obligasi.
Kenaikan yield obligasi AS menjadi hantu yang menyeramkan bagi pelaku pasar dalam beberapa waktu terakhir. Pasalnya, kenaikan yield menandakan ekspektasi inflasi sedang tinggi dan bisa saja direspons oleh pengetatan moneter yang agresif oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).
Namun rilis data terakhir seakan mengonfirmasi bahwa The Fed kemungkinan besar masih tetap pada rencana awal, yaitu menaikkan suku bunga acuan tiga kali sepanjang 2018. Kementerian Perdagangan AS melaporkan pembelian barang modal buatan AS turun 0,1% pada Maret. Data Februari juga direvisi dari awalnya tumbuh 1,4% menjadi hanya 0,9%.
Bulan lalu, pemesanan mesin juga turun 1,7%, penurunan terbesar sejak April 2016. Padahal pada Februari, pemesanan mesin masih bisa tumbuh 0,3%.
Data ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi AS tidak sekencang yang diperkirakan, kecemasan soal laju inflasi yang terlalu cepat pun menjadi kurang beralasan. Pemulihan belum terjadi di seluruh sendi perekonomian sehingga belum ada kebutuhan untuk terlalu mengerem laju pertumbuhan melalui pengetatan moneter ekstra.
Kini, hantu itu sudah pergi. Wall Street pun kembali ke jalur penguatan yang lebih tegas dibandingkan kemarin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,99%, S&P 500 menguat 1,04%, dan Nasdaq bertambah 1,64%.
Kepergian sang hantu membuat investor bisa fokus menyoroti kinerja emiten. Kebetulan kinerja emiten di Wall Street juga cukup ciamik.
Saham Facebook naik 9,1% merespons pertumbuhan laba bersih yang mencapai 63% dan pendapatan tumbuh 49%. Jumlah pengguna aktif juga bertambah 13% menjadi 2,2 miliar akun.
Amazon juga menjadi salah satu penopang penguatan Wall Street. harga saham Amazon naik 3,96% setelah pengumuman kinerja kuartal I-2018. Pendapatan Amazon melonjak 43%.
Visa juga menjadi kontributor dengan penguatan 4,8%. Pendapatan jaringan pembayaran terbesar di dunia ini meroket 506,98% ke US$ 2,61 miliar akibat kenaikan volume transaksi kartu kredit global. (aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular