Dolar Dekati Rp 14.000, BI: Rupiah Sudah Undervalued

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 April 2018 18:58
Kondisi nilai tukar rupiah yang nyaris menembus level Rp 14.000/US$ sudah undervalued atau di bawah nilai wajar.
Foto: REUTERS / Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi nilai tukar rupiah yang nyaris menembus level Rp 14.000/US$ sudah undervalued atau di bawah nilai wajar. Bank Indonesia (BI) sebagai stabilitator akan tetap berada di pasar untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya.

"Secara umum rupiah sudah undervalue," kata Gubernur BI Agus Martowardojo usai konferensi pers di gedung BI, Kamis (26/4/2018).

Agus mengaku tak bisa menyampaikan berapa level nilai tukar rupiah yang dianggap bank sentral menjadi acuan dalam menentukan arah kebijakan moneternya. Terutama, terkait dengan kebijakan suku bunga.

"Kami tidak mungkin sampaikan target nilai tukar, tapi BI akan fokus menjaga volatilitas dengan baik, serta memelihara stabilitas rupiah," jelasnya.

Volatilitas rupiah, lanjut Agus, saat ini masih berada di bawah 6%. BI pun meyakini, pergerakan nilai tukar rupiah akan tetap berada di dalam koridornya, dan apabila terlempar jauh dari fundamentalnya,


BI akan melakukan langkah stabilisasi:

Pertama adalah, BI senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valuta asing (valas) maupun rupiah.

Kedua, bank sentral memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.

ketiga, BI mempersiapkan second line of defense atau pertahanan tambahan bersama-sama negara mitra utama Indonesia untuk bisa mempersiapkan bentuk-bentuk kerja sama antarbank sentral untuk menjaga stabilitas.

"Dan keempat, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi hambat capaian sasaran inflasi dan ganggu stabilitas sistem keuangan [...], maka BI tidak menutup ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan dan tentu dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan data dependence atau mengacu pada perkembangan data terkini maupun perkiraan ke depan," kata Agus.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular