
Newsletter
AS-China Perang Dagang, Dunia Meradang
Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
23 March 2018 06:22

Pertemuan The Fed sejatinya lebih banyak membawa kabar buruk bagi pasar modal. Walaupun pada pertemuan bulan ini kenaikan suku bunga acuan tahun 2018 diproyeksikan masih akan sebanyak tiga kali, sebenarnya potensi kenaikan sebanyak empat kali masih ada.
Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan dot plot dari pertemuan the Fed Desember 2017 lalu dengan dot plot terkini. Di dot plot versi terbaru, terlihat tak ada anggota Federal Open Market Committee (FOMC) yang memproyeksikan tingkat suku bunga di kisaran rendah yaitu 1,125%-1,375%. Titik-titik proyeksi anggota FOMC pun bergeser ke atas.
Memang jika dihitung, mediannya masih sebesar 2,125%, sama dengan median pada dot plot akhir 2017, yang berarti kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali. Masalahnya, kini jika ada satu saja anggota FOMC yang menaikkan proyeksi tingkat suku bunganya, maka median akan bergeser menjadi 2,375% yang berarti kenaikan sebanyak empat kali.
Hal ini sangat mungkin ditemui pada pertemuan-pertemuan berikutnya, terutama jika data ekonomi Negeri Paman Sam menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Kedua, pengetatan pada 2019 dan 2020 diproyeksikan akan bertambah setidaknya sekali dari yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini lagi-lagi ditunjukkan oleh median dari dot plot untuk masing-masing periode yang menunjukkan kenaikan.
Kini, kenaikan suku bunga acuan 2019 diproyeksikan menjadi tiga kali (dari yang sebelumnya dua kali), serta kenaikan suku bunga 2020 diproyeksi sebesar dua kali (dari yang sebelumnya sekali).
Terakhir, pelaku pasar dibuat galau oleh proyeksi dan pernyataan the Fed yang tak sejalan. Dalam proyeksi ekonominya, the Fed menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 2,7%, dari yang sebelumnya 2,5%. Untuk tahun depan, angkanya dinaikkan menjadi 2,4%, dari yang sebelumnya 2,1%.
Masalahnya, pernyataan yang dirilis The Fed seolah menentang proyeksi yang mereka buat sendiri. Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan bahwa aktivitas ekonomi tumbuh pada level yang moderat sejak pertemuannya pada Januari lalu. Padahal, pada pertemuan Januari, aktivitas ekonomi dinyatakan tumbuh dalam tingkat yang solid.
Jika The Fed melihat aktivitas ekonomi tumbuh dalam ritme yang moderat alias biasa saja, lantas mengapa proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan secara signifikan? (aji/aji)
Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan dot plot dari pertemuan the Fed Desember 2017 lalu dengan dot plot terkini. Di dot plot versi terbaru, terlihat tak ada anggota Federal Open Market Committee (FOMC) yang memproyeksikan tingkat suku bunga di kisaran rendah yaitu 1,125%-1,375%. Titik-titik proyeksi anggota FOMC pun bergeser ke atas.
Memang jika dihitung, mediannya masih sebesar 2,125%, sama dengan median pada dot plot akhir 2017, yang berarti kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali. Masalahnya, kini jika ada satu saja anggota FOMC yang menaikkan proyeksi tingkat suku bunganya, maka median akan bergeser menjadi 2,375% yang berarti kenaikan sebanyak empat kali.
Hal ini sangat mungkin ditemui pada pertemuan-pertemuan berikutnya, terutama jika data ekonomi Negeri Paman Sam menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Kedua, pengetatan pada 2019 dan 2020 diproyeksikan akan bertambah setidaknya sekali dari yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini lagi-lagi ditunjukkan oleh median dari dot plot untuk masing-masing periode yang menunjukkan kenaikan.
Kini, kenaikan suku bunga acuan 2019 diproyeksikan menjadi tiga kali (dari yang sebelumnya dua kali), serta kenaikan suku bunga 2020 diproyeksi sebesar dua kali (dari yang sebelumnya sekali).
Terakhir, pelaku pasar dibuat galau oleh proyeksi dan pernyataan the Fed yang tak sejalan. Dalam proyeksi ekonominya, the Fed menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 2,7%, dari yang sebelumnya 2,5%. Untuk tahun depan, angkanya dinaikkan menjadi 2,4%, dari yang sebelumnya 2,1%.
Masalahnya, pernyataan yang dirilis The Fed seolah menentang proyeksi yang mereka buat sendiri. Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan bahwa aktivitas ekonomi tumbuh pada level yang moderat sejak pertemuannya pada Januari lalu. Padahal, pada pertemuan Januari, aktivitas ekonomi dinyatakan tumbuh dalam tingkat yang solid.
Jika The Fed melihat aktivitas ekonomi tumbuh dalam ritme yang moderat alias biasa saja, lantas mengapa proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan secara signifikan? (aji/aji)
Next Page
Wall Street Terbanting Perang Dagang
Pages
Most Popular