Pusing Lihat Target 2024, Bahlil: Tanya Saja ke Pak Airlangga

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
20 October 2023 17:25
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan data capaian realisasi investasi Triwulan III (Juli-September) Tahun 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Investasi - BKPM)
Foto: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan data capaian realisasi investasi Triwulan III (Juli-September) Tahun 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Investasi - BKPM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai tantangan investasi semakin berat pada 2024, akibat pelemahan ekonomi global, hingga munculnya berbagai konflik di belahan dunia, seperti yang terbaru antara Israel dengan Hamas.

Ia pun mempertanyakan target investasi yang dibuat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk 2024 sebesar Rp 1.650 triliun, atau naik Rp 250 triliun dari target investasi yang dipatok Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.400 triliun pada tahun ini.

"Tahun depan itu Rp 1.650 triliun diberikan target, sebenarnya kalian nanya ke Pak Airlangga, boleh. Pak Airlangga paling jago bikin angka-angka, tapi enggak jelas juga dia dapet angka dari mana," kata Bahlil saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Ia mengatakan, target investasi itu tentu tidak mudah direalisasikan di tengah kondisi perekonomian global yang melemah, khususnya negara-negara maju. Sebab, investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) terbesar menurutnya berasal dari negara-negara maju, seperti Amerika Serikat.

"Dan atas dasar geopolitik yang tidak menentu, kemudian geoekonominya yang belum pulih, ini pasti akan berdampak pada bagaimana pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia, khususnya tentang FDI," tegas Bahlil.

"Untuk FDI, yang pertama terbesar itu menurut data Unctad (United Nations Conference on Trade and Development) adalah Amerika, kedua Asia, dan Asia itu pertama Singapura," ungkapnya.

Ia menekankan, faktor-faktor yang akan mengganggu perekonomian global dan berimplikasi ke arus investasi, selain karena adanya konflik antara Rusia dan Ukraina, ditambah konflik antara Israel dan Hamas yang menyedot perhatian banyak negara, juga masih panasnya konflik di Laut China Selatan.

"2024 ini memang tahun yang penuh misteri, perang Ukraina dan Rusia belum selesai, sekarang muncul perpecahan ketegangan geopolitik di Timur Tengah, antara Israel dan Palestina, yang ini mengarahkan konsentrasi besar, kemudian ketegangan politik di Laut China," tegasnya.

Indonesia sendiri menurutnya juga akan menghadapi pesta demokrasi atau Pemilihan Umum (Pemilu) termasuk Pilpres pada 2024 yang biasanya membuat fenomena wait and see di tengah-tengah para investor. Karena itu, ia akan membuat kajian khusus untuk memetakan potensi investasi 2024 pada November mendatang.

"Apalagi di negara kita, di domestik, terjadi Pemilu, yang Pemilu ini juga keunikan dan punya problem spesifik tersendiri. Sekarang ada 3 calon, tinggal tunggu Pak Prabowo mencalonkan wapresnya siapa kita enggak tahu, tidak lebih dari tanggal 26, karena 26 itu batas akhir pendaftaran," tutur Bahlil.

Kendati begitu, ia optimistis, target investasi yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.400 triliun pada tahun ini akan tercapai. Sebab, hingga kuartal III-2023 saja, aliran investasi yang masuk ke Indonesia kata dia telah mencapai Rp 1.053,1 triliun, atau memenuhi 75,2% dari target.

"Saya sebagai prajurit yang diperintahkan Pak Presiden Jokowi saya tidak dengan Airlangga, saya cuma dengan Pak Jokowi. Saya menjalankan apa yang disampaikan Pak Jokowi, karena Menko saya Pak Luhut, dan presiden saya Pak Jokowi, jadi saya akan berupaya sekuat tenaga untuk melakukan hal itu," tegas Bahlil.

Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual dalam dalam Executive Forum Media Indonesia pada Maret 2023 mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2024 maka dibutuhkan investasi Rp 1.650 triliun.

"Oleh karena itu konsumsi dan investasi perlu didorong di tahun 2023, dan target investasi di tahun 2023 ini 1.400 triliun rupiah, akan meningkat menjadi 1.650 triliun rupiah di tahun 2024. Nah ini bagi Indonesia untuk meredam volatilitas global yang masih berlangsung," tegas Airlangga.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diungkap Bahlil: Asing Mau Ganggu Hilirisasi & Susupi Capres

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular