
Ini Dia Pabrik Kuncian RI Bangun Rantai Pasok Baterai Listrik

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki sebuah pabrik 'kuncian' pendukung mimpi menjadi 'raja' baterai listrik dunia. Pabrik itu adalah pabrik lithium berkapasitas 60 ribu ton.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah membangun pabrik lithium di Morowali, Sulawesi Tengah untuk memproduksi lithium sebagai komponen penting yang diperlukan untuk membuat baterai EV.
Dia menyebutkan bahwa nantinya pabrik lithium itu bisa menampung kapastas hingga 60 ribu ton lithium. "Saya pikir yang paling penting adalah bahan katoda. UC sebenarnya singkatan dari under construction,"jelas Seto dalam acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, dikutip Rabu (26/07/2023).
Dengan begitu, Seto mengatakan Indonesia akan memiliki pabrik lithium yang mana pabrik lithium raksasa di Morowali itu saat ini dalam masa konstruksi. Nantinya, Seto klaim pabrik yang akan memiliki kapasitas hingga 60 ribu ton litihum akan menghasilkan lithium yang terbagi menjadi dua jenis yakni Lithium Hidroksida dan Lithium Karbonat.
Lebih lanjut Seto menjelaskan bahwa lithium hidroksida sendiri bisa diproduksi dan digunakan untuk jenis baterai NMC (Nikel, Mangan, Kobalt). Sedangkan, lithium karbonat bisa digunakan untuk jenis baterai EV LFP (Lithium, Iron, Phosphate).
"Jadi lithium hidroksida yang kita miliki, yang sedang dibangun di Morowali akan memiliki kapasitas 60.000 ton lithium, dibagi menjadi 50.000 ton lithium hidroksida, ini untuk baterai NCM, lalu 10.000 ton lithium karbonat untuk baterai LFP," tambahnya.
Lebih lanjut, Seto mengatakan bahwa pabrik itu sebagai kunci untuk melengkapi rantai pasok produksi bateai EV di Indonesia. Hal itu juga diklaim sebagai ambisi pemerintah dalam mewujudkan ekosistem industri baterai EV dalam negeri.
"Saya pikir ini akan menjadi kunci untuk rantai pasokan baterai kita. Ya, karena tanpa penyulingan litium ini akan sangat sulit. Untuk memenuhi ambisi kami untuk bergerak lebih jauh ke hilir di ekosistem ini di sini," tutupnya.
Adapun, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Negeri Kanguru alias Australia tak ragu menyetujui penambahan 60 ribu ton ekspor lithium ke Indonesia.
Luhut menyebut Pemerintah Australia awalnya sepakat bahwa 60 ribu ton lithium yang diekspor ke Indonesia setiap tahunnya akan diproses di Morowali mulai tahun depan. Namun, Indonesia meminta adanya tambahan 60 ribu ton ekspor lithium kembali dari Australia.
Namun bedanya, dalam tambahan kali ini Pemerintah Indonesia juga meminta agar Australia turut terlibat dalam proyek hilirisasi produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan memiliki ekuitas. Dengan demikian, Indonesia dan Australia memiliki ekuitas dalam proyek baterai kendaraan listrik, meski nantinya teknologi dari Tiongkok
"Kita kan sudah impor 60 ribu ton lithium dan kita smelting di Morowali akan mulai saya kira awal tahun depan proses smelternya. Kemarin ke sana kita minta lagi bisa gak 60 ribu lagi tapi kalian ikut partisipasi, ada equity juga," kata Luhut dalam acara Economic Update 2023 CNBC Indonesia, Senin (10/7/2023).
Dengan tambahan tersebut, maka fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) yang akan terbangun merupakan milik Indonesia-Australia. Sementara itu, teknologi pengolahannya nantinya dapat menggunakan dari Tiongkok.
"Itu disetujui Perdana Menterinya karena saya juga menyampaikan dalam bilateral diminta Presiden dan sampaikan itu," kata dia.
Di samping itu, menurut Luhut Menteri Perindustrian Australia pada 24 Juli 2023 mendatang kemungkinan juga akan melakukan kunjungannya ke Indonesia. Kunjungan tersebut antara lain untuk melihat progres kemajuan hilirisasi yang telah dilakukan Indonesia sejauh ini.
"Saya bilang, kita ketemu langsung ke industrinya, kita ajak ke Weda Bay kemudian kita ajak juga melihat program yang lain, mereka sangat antusias sekali untuk kerja sama," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi 'Raja' Baterai EV, RI Cuma Butuh Bahan Baku Ini..