RI Mau Jadi 'Raja', Tapi Sayang Gak Punya Kuncian Satu Ini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
26 July 2023 12:05
Lithium (AP/Dado Galdieri)
Foto: Lithium (AP/Dado Galdieri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi 'raja' baterai listrik dunia. Dengan memiliki sumber daya alam pendukung bahan baku baterai listrik seperti nikel, tembaga dan bauksit, Indonesia memiliki kans untuk mencapai mimpi itu.

Hanya saja, Indonesia masih kekurangan satu kuncian untuk mendukung proses pengembangan baterai listrik. Kuncian itu adalah bahan pertambangan lithium.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto menyebutkan, dalam mewujudkan impian Indonesia menjadi 'raja baterai' EV satu-satunya yang belum dimiliki Indonesia dari sektor pertambangan hanya lithium.

"Jadi jika Anda dapat melihat dari sini, rantai pasokan, menurut saya, di sisi pertambangan, satu-satunya hal yang tidak kita miliki adalah lithium," ujar Seto dalam acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, dikutip Rabu (26/07/2023).

Tidak hanya itu, Seto menyebutkan negara tetangga Indonesia yakni Australia dikenal sebagai negara penghasil lithium, dengan begitu Indonesia sebenarnya bisa saja mengekspor lithium dari Negara Kanguru itu. Namun kembali disayangkan ternyata lithium Australia sebagian besarnya sudah dikuasai China yang mana sebesar 90% lithium Australia dikspor ke China.

"Jika anda lihat, perusahaan lithium di sana, mereka kebanyakan juga banyak dimiliki oleh perusahaan lithium China. Jadi perkiraan kami lebih dari 90% konsentrat lithium di Australia sebenarnya dikirim ke China," jelas Seto.

Padahal di lain sisi, Seto mengatakan bahwa Indonesia juga butuh pasokan lithium. Seto menjelaskan bahwa Australia adalah negara terdekat yang seharusnya bisa memasok lithium ke Indonesia.

"Sehingga semakin sulit mendapatkan pasokan lithium ini," tambahnya.

Tidak hilang harapan, dia mengatakan beberapa waktu yang lalu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sempat mendatangi Kongo, Zimbabwe untuk mendapatkan pasokan lithium dari sana.

"Pilihan lain, kita bisa pergi ke Afrika tentu saja, ini sebabnya salah satu alasan perjalanan Pak Luhut baru-baru ini ke Afrika sebenarnya mendapatkan pasokan ini setelah lithium di Kongo di Zimbabwe," ucap Seto.

Pasokan lithium itu, tambah Seto, diperlukan oleh Indonesia dalam membangun ekosistem industri baterai kendaraan listrik dalam negeri. Namun, di Indonesia sendiri nampaknya belum ditemukan sumber lithium yang mumpuni sebagai salah satu komponen dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. Sehingga, Seto mengatakan, Indonesia harus bekerja keras dalam mendapatkan pasokan lithium dari luar negeri.

"Jadi jika anda dapat melihat dari sini, rantai pasokan, menurut saya, di sisi pertambangan, satu-satunya hal yang tidak kita miliki adalah lithium. Jadi saya pikir kita perlu bekerja keras untuk mendapatkan lithium," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi 'Raja' Baterai EV, RI Cuma Butuh Bahan Baku Ini..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular