Internasional

Mengenal Gautam Adani, Taipan Asia yang 'Boncos' Rp 1.600 T

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 February 2023 21:05
NEW DELHI, INDIA - FEBRUARY 25: Chairman and founder of the Adani Group Gautam Adani seen during the News18 Rising India Summit  on February 25, 2019 in New Delhi, India. (Photo by Sanjeev Verma/Hindustan Times via Getty Images)
Foto: Hindustan Times via Getty Images/Hindustan Times

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah skandal kini menerpa miliarder asal India, Gautam Adani. Sejak 24 Januari, taipan Asia yang sempat menempati posisi ketika orang terkaya di dunia itu menghadapi tuduhan serius, yakni pencucian uang dan manipulasi harga.

Skandal muncul terkait tudingan perusahaan investasi asal New York, Hindenburg Research. Hal tersebut mengancam sebagian besar kekayaannya.

Lalu seperti apa sosok Adani sebelum terlibat dalam rentetan skandal tersebut? Berikut profilnya, sebagaimana dihimpun oleh CNBC Indonesia.

Sebelum adanya skandal, Adani berhasil menjadi orang Asia pertama yang berada di jajaran tiga besar orang terkaya dunia. Saat itu ia berada persis di belakang bos Tesla, Elon Musk, dan pendiri Amazon, Jeff Bezos.

Sebelum mendapatkan julukan miliuner terkaya asal India, Adani memiliki kisah hidup yang tak mulus. Ia bahkan sempat dikeluarkan (drop out) dari kuliah, di tahun kedua, saat mengemban pendidikan di Universitas Gujarat.

Hal ini kemudian membuatnya menjadi penjual berlian. Setelahnya, di 1998, ia kemudian mendirikan Adani Group, yang memiliki banyak perusahaan di banyak sektor, termasuk pelabuhan, batu bara dan energi.

Setelah 20 tahun, Adani akhirnya mencapai kesuksesan. Tepatnya di 2008, ia menjadi miliuner dengan kekayaan US$ 9,3 miliar hingga mengalahkan total kekayaan Bill Gates di Juli 2022 lalu.

Setidaknya Adani Group memiliki enam perusahaan yang terdaftar di India. Bahkan, salah satu anak usahanya juga mengakuisisi 74% saham di Bandara Internasional Mumbai yang notabenenya merupakan bandara tersibuk kedua di Negeri Hindustan itu.

Adani juga mengelola pembangkit listrik di negara itu, termasuk tenaga surya. Ia disebut kenal dekat dengan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang juga pernah menjadi kepala menteri negara bagian Gujarat.

Meski sudah tajir melintir, Adani tak lupa akan kehidupan sosial masyarakat. Akhir Juni 2022, Adani berjanji akan memberikan dana sebesar 600 miliar rupee atau setara Rp 114 triliun untuk membantu peningkatan kesejahteraan sosial.

Adani mengatakan bahwa dana itu sendiri akan dikelola oleh yayasannya, Adani Foundation. Nantinya, dana ini difokuskan khususnya pada peningkatan perawatan kesehatan, pendidikan dan pengembangan keterampilan.

"Ini adalah salah satu transfer terbesar yang dilakukan ke sebuah yayasan dalam sejarah perusahaan India," ujar taipan bisnis itu.

Namun, awal 2023 menjadi 'mimpi buruk' bagi Adani.

Kerugian di seluruh bisnis utama Gautam Adani mencapai US$ 107 miliar atau setara Rp 1.605 triliun (kurs Rp 15.000) pada Kamis (2/2/2023) pukul 10:00 waktu London menyusul publikasi laporan dari Hindenburg Research.

Adapun, Forbes menurunkan Gautam Adani dari daftar Top 10 orang terkaya di dunia.

Dilansir Reuters, yang mengutip sumber pemerintah dan perbankan, penurunan cepat saham perusahaan Grup Adani telah memicu kekhawatiran atas risiko sistemik yang lebih luas ke pasar India. Bank sentral India telah meminta bank lokal untuk perincian eksposur mereka ke Adani.

Dilansir Reuters, yang mengutip sumber pemerintah dan perbankan, penurunan cepat saham perusahaan Grup Adani telah memicu kekhawatiran atas risiko sistemik yang lebih luas ke pasar India. Bank sentral India telah meminta bank lokal untuk perincian eksposur mereka ke Adani.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Skandal Orang Terkaya Asia, Harta 'Menguap' Gila-gilaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular