Internasional

Skandal & Kerugian Gautam Adani Seret Nama-Nama Besar, Siapa?

News - Rindi Salsabila, CNBC Indonesia
04 February 2023 16:15
LUCKNOW, INDIA - FEBRUARY 21: Gautam Adani, chairman and founder of Adani Group at the inaugural session of the UP Investors' Summit - 2018 at the Indira Gandhi Pratishthan, on February 21, 2018 in Lucknow, India. PM Modi said that investors in Uttar Pradesh will be welcomed with a red carpet instead of facing red tape in Uttar Pradesh as top industry leaders pledged investments of over Rs 88,000 crore in the state. The Summit is aimed at showcasing the investment opportunities and potential in the various sectors of Uttar Pradesh. The UP Investors' Summit is being attended by around 5,000 people, including industry leaders from India and abroad, chief ministers, union ministers, policy makers and academicians. (Photo by Subhankar Chakraborty/Hindustan Times via Getty Images) Foto: Hindustan Times via Getty Images/Hindustan Times

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perusahaan mantan orang terkaya Asia, Gautam Adani, Adani Enterprises anjlok selama seminggu terakhir menyusul laporan kritis ekstensif dari Hindenburg Research. Akibat hal tersebut, sejumlah nama besar di dunia saham internasional ikut terdampak.

Dilansir dari CNBC Indonesia, setelah laporan Hindenburg menuduh Adani melakukan manipulasi saham dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade, seluruh anak perusahaan Grup Adani melakukan penjualan besar-besaran. Akibatnya, perusahaan mengalami kerugian sebesar US$ 110 miliar lebih atau sekitar Rp1.650 triliun (kurs Rp 15.000).

Terkait hal itu, Adani pun dengan keras membantah melakukan hal yang dituduhkan atau kesalahan tersebut.

Adani Enterprises telah mengalami kerugian terbesar di antara banyaknya perusahaan lain yang terdaftar, yaitu kehilangan lebih dari 60 persen atau lebih dari US$ 30 miliar atau sekitar Rp 452,8 triliun dari kapitalisasi pasarnya, antara publikasi laporan pada 24 Januari dan penutupan perdagangan pada Kamis.

Diketahui, Adani memiliki 64 persen saham Adani Enterprises. Lalu, keluarga Adani SB memegang 55,27 persen saham dan 8,73 persen dimiliki oleh Adani Tradeline Pvt Ltd. Sementara itu, pemegang saham terbesar Adani Enterprises adalah Perusahaan Asuransi Jiwa India milik negara, yaitu sebesar 4,02 persen.

Selain itu, daftar 20 pemegang saham teratas Adani Enterprises juga mencakup dua nama terbesar di Wall Street, yaitu Vanguard dengan 0,75 persen saham dan BlackRock Fund Advisors dengan 0,57 persen, serta BlackRock Advisors (UK) Ltd memiliki 0,17 persen saham.

Menurut CNBC, hingga saat ini Vanguard dan BlackRock belum memberikan keterangan apapun terkait hal itu.

Berdasarkan data kepemilikan, Elara Capital yang saat ini memiliki 1,7 persen saham Adani Enterprises merupakan pemegang saham institusional terbesar hingga Februari 2022.

Melalui laporannya, Hindenburg menuduh dana Elara yang berbasis di Mauritius sebagai bagian dari rencana untuk memanipulasi harga saham perusahaan milik Grup Adani dan menyembunyikan berapa banyak yang dimiliki keluarga. Sejak saat itu, data FactSet menyebutkan bahwa Elara melepas 72 persen saham yang dipegangnya di perusahaan.

Tak lama kemudian, Companies House melaporkan bahwa saudara laki-laki mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yakni Jo Johnson mengundurkan diri dari perannya sebagai direktur Elara pada Rabu.

Berkaitan dengan hal tersebut, Elara Capital dan Johnson belum memberikan tanggapan apapun kepada CNBC.

Dilaporkan, sesi pagi di kedua majelis parlemen India ditunda pada Jumat karena para pemimpin oposisi menyerukan penyelidikan atas tuduhan terhadap Adani. Diketahui, Adani merupakan rekan dekat Perdana Menteri India, Narendra Modi.

Menteri Urusan Parlemen India, Pralhad Joshi, mengatakan bahwa pemerintah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan masalah Adani.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Mengenal Gautam Adani, Taipan Asia yang 'Boncos' Rp 1.600 T


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading