Gautam Adani Buka-bukaan Soal Raibnya Harta Rp 1.650 Triliun

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 February 2023 07:45
AHMEDABAD, INDIA - JULY 19: Chairman Of Adani Group Gautam Adani poses for a profile shoot during an interview on Jlu on July 19, 2010 in Ahmedabad, India. (Photo by Ramesh Dave/Mint via Getty Images)
Foto: Hindustan Times via Getty Images/Mint

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliuner yang juga salah satu orang terkaya di dunia, Gautam Adani, buka suara mengenai skandal yang menyebabkan dirinya kehilangan harta hingga US$ 110 miliar atau Rp 1.650 triliun dalam waktu singkat. Hal ini diungkapkan dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis Kamis, (2/2/2023).

Adani merupakan pemilik konglomerasi Adani Group. Perusahaan itu memiliki tambang, pelabuhan, dan pembangkit listrik.

Perusahaan juga melakukan diversifikasi ke bandara, pusat data, dan pertahanan. Perusahaan ini juga baru masuk sektor semen dengan membeli aset pabrik semen Holcim (HCMLY) di India dan juga berencana untuk mendirikan pabrik aluminium.

Sebelumnya, skandal yang melibatkan Adani diungkapkan oleh sebuah laporan riset dari Hindenburg Research. Lembaga itu menyebut ada penyimpangan yang dilakukan figur asal India itu sehingga kekayaannya melejit.

Menurut Hindenburg, Adani Group sebelumnya telah menjadi fokus dari 4 investigasi penipuan besar pemerintah yang diduga melakukan pencucian uang, pencurian dana pembayar pajak, dan korupsi, dengan total sekitar US$ 17 miliar atau setara Rp 252 triliun.

"Anggota keluarga Adani diduga bekerja sama untuk membuat entitas cangkang lepas pantai di yurisdiksi suaka pajak seperti Mauritius, Uni Emirat Arab (UEA), dan Kepulauan Karibia, menghasilkan dokumentasi impor/ekspor palsu dalam upaya nyata untuk menghasilkan omset palsu atau tidak sah dan untuk menyedot uang dari perusahaan yang terdaftar," tulis dokumen itu.

Adani juga disebut-sebut terkait dengan skandal mega korupsi 1MDB di Malaysia. Ia terhubung dengan kasus itu dari sebuah perusahaan bernama New Leaina Investments. Perusahaan yang berbasis di Siprus itu diketahui memiliki lebih dari US$ 240 juta (Rp 3,5 triliun) saham di salah satu anak perusahaan Adani Group, Adani Energy.

New Leaina disebut dioperasikan oleh perusahaan jasa penggabungan Amicorp, yang telah bekerja secara ekstensif untuk membantu Adani dalam mengembangkan jaringan entitas luar negerinya.

"Amicorp membentuk setidaknya 7 entitas promotor Adani, setidaknya 17 cangkang lepas pantai dan entitas yang terkait dengan Vinod Adani, dan setidaknya 3 pemegang saham Adani lepas pantai yang berbasis di Mauritius," papar temuan Hindenburg.

Amicorp memainkan peran kunci dalam skandal penipuan internasional 1MDB yang mengakibatkan US$ 4,5 miliar (Rp 66 triliun) disedot dari pembayar pajak Malaysia.

"Amicorp mendirikan 'dana investasi' untuk pelaku utama yang hanya merupakan cara untuk mencuci uang klien melalui apa yang tampak seperti reksa dana," menurut buku Billion Dollar Whale, yang melaporkan skandal tersebut.

Akibat dari hal ini, saham-saham perusahaannya mengalami penurunan nilai saham yang besar. Kerugian di seluruh bisnis utama Gautam Adani mencapai US$ 107 miliar atau setara Rp 1.605 triliun (kurs Rp 15.000) pada Kamis (2/2/2023) pukul 10:00 waktu London.

Balasan Adani

Menanggapi hal ini, Adani memberikan sanggahannya. Dalam pernyataan setebal 413 halaman yang diterima CNBC Indonesia, pria asal India itu mengungkapkan bahwa tudingan dari Hindenburg itu merupakan sesuatu yang tidak tepat.

"Dokumen tersebut merupakan kombinasi jahat dari kesalahan informasi selektif dan fakta tersembunyi yang berkaitan dengan tuduhan tak berdasar dan mendiskreditkan untuk mendorong motif tersembunyi," tulis Adani dalam sanggahan tersebut.

"Ini penuh dengan konflik kepentingan dan dimaksudkan hanya untuk menciptakan pasar palsu dalam sekuritas untuk mengaktifkan Hindenburg, yang berpikir pendek."

Menurutnya, laporan Hindenburg itu bukan hanya merupakan sebuah serangan kepadanya, namun juga sebuah serbuan bagi India, utamanya di institusi dan otoritas keuangan, yang dapat menghambat kemajuan Negeri Bollywood itu.

Adani kemudian menjabarkan ada tiga hal yang menjadikan laporan Hindenburg itu sebagai sesuatu yang cacat. Ini melibatkan bagaimana lembaga itu tidak mematuhi skandal hukum yang berlaku.

"Ada tiga tema kunci dari Laporan Hindenburg. Pertama, pemaparan yang selektif dan manipulatif atas hal-hal yang sudah menjadi ranah publik untuk membuat narasi palsu," tuturnya.

"Kedua, sama sekali tidak mengetahui atau sengaja mengabaikan standar hukum dan akuntansi yang berlaku serta praktik industri."

"Ketiga, penghinaan terhadap institusi India termasuk regulator dan peradilan," tambahnya.

Lebih lanjut, Adani pun kembali mempertanyakan motif Hindenburg mengeluarkan laporan itu. Menurutnya, banyaknya pertanyaan yang meliputi laporan ini membuktikan Hindenburg sebagai institusi yang tidak etis.

"Hindenburg menerbitkan dokumen untuk memanipulasi dan menekan harga saham, dan membuat pasar palsu. Tuduhan dan sindiran yang disajikan sebagai fakta, menyebar seperti api, memusnahkan sejumlah besar kekayaan investor dan menjaring keuntungan untuk Hindenburg," tudingnya lagi

"Hasil bersihnya adalah publik serta investor kalah dan Hindenburg mendapat keuntungan tak terduga."


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Orang Terkaya ke 2 Dunia, Gautam Adani Geser Jeff Bezos

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular