Internasional

Terjerat Skandal, Harta Orang Terkaya Asia 'Raib' Rp 1.600 T

luc, CNBC Indonesia
02 February 2023 18:59
AHMEDABAD, INDIA - JULY 19: Chairman Of Adani Group Gautam Adani poses for a profile shoot during an interview on Jlu on July 19, 2010 in Ahmedabad, India. (Photo by Ramesh Dave/Mint via Getty Images)
Foto: Hindustan Times via Getty Images/Mint

Jakarta, CNBC Indonesia - Taipan sekaligus salah satu orang terkaya dunia asal India, Gautam Adani, memperdalam kerugian pasar hingga melebihi US$ 100 miliar, yang telah berkembang pesat sejak laporan short selling yang memicu gejolak pasar dan membuat perusahaan tersebut membatalkan penjualan saham publiknya.

Kerugian di seluruh bisnis utama Gautam Adani mencapai US$ 107 miliar atau setara Rp 1.605 triliun (kurs Rp 15.000) pada Kamis (2/2/2023) pukul 10:00 waktu London menyusul publikasi laporan kritis ekstensif dari Hindenburg Research di New York pada 24 Januari.

Adapun, Forbes menurunkan Gautam Adani dari daftar Top 10 orang terkaya di dunia.

Dengan dugaan penyelidikan selama 2 tahun, laporan tersebut menuduh konglomerat tersebut terlibat dalam "manipulasi saham yang kurang ajar dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade."

Adani dengan tegas membantah tuduhan itu sebagai "tidak lain hanyalah kebohongan" dari "Madoffs of Manhattan" dalam balasan setebal 413 halaman yang gagal menenangkan investor yang gelisah dan melakukan aksi jual yang cepat.

"Sangat memprihatinkan bahwa pernyataan entitas yang berada ribuan mil jauhnya, tanpa kredibilitas atau etika telah menyebabkan dampak buruk yang serius dan belum pernah terjadi sebelumnya pada investor kami," kata tanggapan Adani, menggambarkan Hindenburg sebagai "penjual pendek yang tidak etis", dikutip CNBC International.

"Hindenburg tidak menerbitkan laporan ini untuk alasan altruistik apapun, tetapi murni karena motif egois dan pelanggaran mencolok terhadap undang-undang sekuritas dan valuta asing yang berlaku," katanya.

Hindenburg pada 29 Januari membalas bahwa komentar Adani diduga mencoba mengalihkan fokus dari masalah substantif dan malah memicu narasi nasionalis. Lembaga itu menyebut Adani mengeklaim laporannya sama dengan 'serangan yang diperhitungkan terhadap India'."

Dilansir Reuters, yang mengutip sumber pemerintah dan perbankan, penurunan cepat saham perusahaan Grup Adani telah memicu kekhawatiran atas risiko sistemik yang lebih luas ke pasar India. Bank sentral India telah meminta bank lokal untuk perincian eksposur mereka ke Adani.

Kondisi pasar yang "belum pernah terjadi sebelumnya" dan fluktuasi tajam dalam harga saham harian mendorong Adani Enterprises untuk menghentikan penawaran umum lanjutan (FPO) senilai US$ 2,5 miliar pada Rabu.

"Kepentingan investor adalah yang terpenting dan karenanya untuk melindungi mereka dari potensi kerugian finansial, Dewan telah memutuskan untuk tidak melanjutkan FPO," kata Adani dalam sebuah pernyataan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir Bertemu Orang Terkaya Nomor 3 Dunia, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular