Harta Orang Terkaya Asia Lenyap Rp 98 T Sehari, Kok Bisa?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
26 January 2023 06:05
GANDHINAGAR, INDIA - JANUARY 18: Gautam Adani, chairman and founder of the Adani Group at Vibrant Gujarat Global Summit, at Mahatma Mandir Exhibition cum Convention Centre, on January 18, 2019 in Gandhinagar, India. Modi said, We are honoured by the presence of many Heads of State & other distinguished delegates. This shows that international bilateral cooperation is no longer limited to national capitals, but now extends to our state capitals as well. (Photo by Siddharaj Solanki/Hindustan Times via Getty Images)
Foto: Hindustan Times via Getty Images/Hindustan Times

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha India yang merupakan taipan terkaya Asia, Gautam Adani, mendapati kekayaannya lenyap hingga US$ 6,5 miliar atau setara dengan Rp 97,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$) dalam sehari.

Melansir data Forbes Real Time Billionaire, akibat penurunan tersebut Adani turun peringkat ke posisi empat dengan pendiri Amazon Jeff Bezos kini menyalip di posisi tiga. Saat ini harta kekayaan Adani ditaksir senilai US$ 119,1 miliar (Rp 1.787 triliun).

Turunnya harta kekayaan Adani terjadi karena anjloknya harga saham sejumlah perusahaan miliknya yang tergabung dalam Adani Group. Tujuh perusahaan Adani Group yang melantai di bursa India melemah 1,5% hingga 8,9% pada perdagangan Rabu (25/1) kemarin. Harga saham yang ambruk berjamaah tersebut terjadi setelah Hindenburg Research merilis laporan yang menuduh kerajaan bisnis yang dikendalikan Gautam Adani melakukan sejumlah praktik curang untuk memanipulasi saham.

Secara total, pelemahan tersebut berdampak padanya lenyapnya US$ 10,8 (Rp 162 triliun) dalam kapitalisasi pasar gabungan Adani Group.

Hindenburg Research, hedge fund dengan strategi short selling mengeluarkan laporan panjang yang mengklaim bahwa Adani melakukan "penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan."

Hindenburg menuduh Adani Group melakukan "manipulasi saham dengan kurang ajar dan bersekongkol melakukan penipuan akuntansi" selama beberapa dekade dan mencatat bahwa Grup Adani sebelumnya telah diselidiki atas tuduhan korupsi, pencucian uang, dan pencurian dana pembayar pajak oleh otoritas terkait di India.

Hindenburg menuding Adani melakukan manipulasi harga saham dengan sejumlah cara tercela, termasuk menggunakan perusahaan cangkang yang didirikan di sejumlah negara surga pajak. Praktik tersebut membuat harga saham perusahaan dalam Grup Adani naik gila-gilaan yang pada akhirnya membuat pemiliknya menjadi orang terkaya Asia, bahkan sempat menduduki posisi kedua manusia dengan akumulasi harta terbanyak di dunia.

Harga saham Adani Total Gas, Adani Transmission, Adani Enterprises dan Adani Green Energy telah melonjak antara tujuh hingga 20 kali lipat dalam tiga tahun. Kenaikan tersebut tidak selaras dengan kinerja keuangan yang tumbuh stagnan, terlihat dari PER Grup Adani secara rata-rata berada di angka 374x, bahkan ada yang diperdagangkan 831 kali laba per saham.

Menanggapi tuduhan tersebut, Jugeshinder Singh, kepala keuangan Adani Group, mengatakan pihaknya "terkejut" dan menyebutnya laporan Hindenburg sebagai "kombinasi berbahaya dari informasi yang salah dan tuduhan tidak berdasar."

Singh mengatakan pemilihan waktu dalam penerbitan laporan tersebut dimaksudkan untuk "merusak reputasi Grup Adani" dan menargetkan kegagalan aksi korporasi terbaru Adani. Dirinya juga menambahkan bahwa Grup Adani "selalu mematuhi semua aturan hukum".

Adani Enterprises dijadwalkan akan melakukan penawaran saham sekunder publik terbesar di India senilai US$ 2,5 miliar (Rp 37,5 triliun) pada 27 Januari mendatang untuk mendanai belanja modal dan melunasi sejumlah utang. Sejumlah investor dikabarkan telah didekati Grup Adani, termasuk Otoritas Investasi Abu Dhabi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir Bertemu Orang Terkaya Nomor 3 Dunia, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular