
Ramalan 10 Lembaga Asing: Dunia 2023 Suram, Negara Maju Jatuh

Resesi ekonomi di negara maju seperti di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Inggris diperkirakan akan terjadi di 2023.
JP Morgan dalam outlook-nya menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di negara maju, akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat jika inflasi tak berhasil ditekan.
Kendati demikian, jika inflasi berhasil ditekan, maka bank sentral akan berhenti menaikkan suku bunga, dan risiko resesi terjadi sangat kecil.
"Namun jika inflasi tak berhasil ditekan, akan terjadi skenario yang lebih buruk," tulis laporan JP Morgan bertajuk 'Investment Outlook 2023: A Bad year for The Economy, a Better Year for Markets', dikutip Minggu (1/1/2023).
Padangan sama juga datang dari Barclays, ekonomi di Negeri Paman Sam itu kemungkinan akan menglami kontraksi sepanjang tahun 2023. Karena upah dan inflasi di AS masih sangat tinggi. Tingkat pengangguran di AS juga diperkirakan masih akan tinggi di tahun ini.
Barclays memperkirakan, tingkat pengangguran di AS pada 2023 akan mencapai 4,8%. Sementara Citi memperkirakan tingkat pengangguran di AS akan mencapai 5%.
Zona Eropa dan Inggris diramal menjadi negara yang memiliki ekonomi terburuk pada 2023. Hal ini diungkapkan oleh Citi di dalam laporan outlook-nya.
"Di antara ekonomi utama, zona Euro dan Inggris kemungkinan akan menjadi yang terburuk," tulis Citi dalam laporannya berjudul 'Roadmap to recovery: Portofolios to anticipate opportunities'.
"Dengan kontraksi setahun penuh masing-masing sebesar 0,5% dan 1%, karena bersaing dengan biaya energi yang sangat tinggi, serta pengetatan kebijakan," tulis Citi lagi.
DBS juga mengatakan hal yang sama mengenai ekonomi di zona Eropa. Di kawasan ini diperkirakan pertumbuhan ekonominya hanya akan mencapai 3,2% (yoy).
"Harga energi dan kejutan sentimen yang berasal dari perang di Ukraina pasti akan menurunkan pertumbuhan," jelas DBS dalam laporannya 'Managing Polycrisis'.
Adapun Goldman Sachs dalam laporannya 'Macro Outlook 2023: This Cycle is Different' memperkirakan Eropa hanya akan mengalami resesi ekonomi yang ringan.
Benua Biru ini diperkirakan akan berhasil mengurangi impor gas dari Rusia dan mendapat manfaat dari pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
(cap/mij)