
Ada Ramalan Ngeri soal Covid di China, Berani Baca?

Jakarta, CNBC Indonesia - China saat ini tengah memberlakukan kebijakan pelonggaran dengan mencabut pembatasan ketat Covid-19. Namun hal tersebut justru mengakibatkan ledakan kasus yang diprediksi sampai lebih dari satu juta kasus kematian sampai tahun 2023.
Prediksi meledaknya kasus kematian tersebut disampaikan oleh Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) yang berbasis di Amerika Serikat.
Mengutip Reuters, Direktur IHME Christopher Murray mengungkapkan proyeksi kasus di China akan mencapai puncaknya sekitar 1 April 2023. Pada saat itu, kematian akan mencapai 322.000. Murray mengungkapkan artinya sekitar sepertiga populasi China akan terinfeksi pada saat itu.
"Tidak ada yang mengira mereka akan tetap berpegang pada nol-Covid selama mereka melakukannya," kata Murray, dilansir Reuters, Sabtu (17/12/2022).
Adapun, otoritas kesehatan nasional China belum melaporkan kematian Covid-19 resmi sejak pencabutan pembatasan Covid. Yang mana laporan kematian resmi akibat Covid-19 terakhir adalah pada 3 Desember 2022 sebanyak 5.235 jiwa.
China mencabut beberapa pembatasan Covid-19 terberat di dunia pada bulan Desember. Karena itu, publik protes yang mana belum pernah terjadi sebelumnya dan sekarang mengalami lonjakan infeksi.
Masyarakat China khawatir Covid-19 dapat melanda 1,4 miliar populasi Negeri Tirai Bambu selama liburan Tahun Baru Imlek bulan depan.
"China sejak wabah Wuhan yang asli hampir tidak melaporkan kematian. Itulah sebabnya kami melihat ke Hong Kong untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat kematian infeksi," ungkap Murray.
Adapun, pakar lain memperkirakan sekitar 60% populasi China pada akhirnya akan terinfeksi, dengan puncaknya diperkirakan pada bulan Januari 2023. Prediksi yang paling parah, Covid-19 menyerang populasi yang rentan, seperti orang tua.
Untuk itu, sekitar 60% populasi China pada akhirnya diperkirakan akan terinfeksi, dengan puncaknya pada bulan Januari 2023.
Saat ini, pemerintahan China tengah mendorong vaksinasi buatan China yang lebih baru. Hal tersebut seiring dengan pemerintah China yang masih enggan menggunakan vaksin asing.
Selain itu, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya meningkatkan vaksinasi dan membangun stok ventilator dan obat-obatan penting.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Buka Suara soal Covid China, Sampaikan Pesan Ini
