Internasional

Update Covid China: Infeksi Besar Hantui Wilayah Perdesaan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 January 2023 19:30
Pengemudi ambulans menurunkan pasien di luar klinik demam yang merawat pasien COVID-19 di Beijing, China, Rabu (21/12/2022). Kondisi pandemi Covid-19 di China terus memburuk seiring dengan berakhirnya kebijakan penguncian ketat di seluruh negeri. (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)
Foto: Pengemudi ambulans menurunkan pasien di luar klinik demam yang merawat pasien COVID-19 di Beijing, China, Rabu (21/12/2022). Kondisi pandemi Covid-19 di China terus memburuk seiring dengan berakhirnya kebijakan penguncian ketat di seluruh negeri. (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat China kemungkinan akan dapat hidup dengan Covid-19 pada akhir Maret 2023. Klaim ini berdasarkan seberapa cepat warga yang kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie, menyebut data kereta bawah tanah dan jalan menunjukkan lalu lintas di kota-kota besar pulih kembali. Ini menunjukkan gelombang Covid terburuk telah berlalu.

"Perubahan dramatis dalam kebijakan Covid China sejak pertengahan November menyiratkan kontraksi ekonomi jangka pendek yang lebih dalam tetapi pembukaan kembali dan pemulihan lebih cepat," kata Hu dalam sebuah laporan Rabu (4/1/2023), seperti dikutip CNBC International.

"Ekonomi bisa melihat pemulihan yang kuat di musim semi," tambahnya.

Hal yang sama juga muncul dalam hasil penelitian oleh peneliti medis Shanghai. Mereka memproyeksikan gelombang Covid terbaru akan melewati kota-kota besar China pada akhir 2022, tetapi tidak dengan daerah pedesaan.

Penelitian tersebut mengatakan provinsi yang lebih jauh di China tengah dan barat akan dilanda infeksi pada pertengahan hingga akhir Januari 2023.

"Durasi dan besarnya wabah yang akan datang dapat meningkat secara dramatis dengan perjalanan ekstensif selama Festival Musim Semi (21 Januari 2023)," kata para peneliti dalam makalah yang diterbitkan pada akhir Desember 2022 oleh Frontiers of Medicine, jurnal yang disponsori oleh Kementerian Pendidikan China.

Biasanya ratusan juta orang melakukan perjalanan selama liburan selama Tahun Baru Imlek. Inilah yang akan membuat kasus Covid-19 melonjak di daerah-daerah.

Para peneliti mengatakan warga lanjut usia, terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan mendasar, di daerah terpencil China menghadapi risiko penyakit parah yang lebih besar dari varian omicron. Para penulis sangat khawatir dengan kurangnya obat-obatan dan unit perawatan intensif di pedesaan.

Bahkan, sebelum pandemi sistem kesehatan masyarakat China sudah kewalahan. Orang-orang dari seluruh negeri sering bepergian ke rumah sakit yang ramai di ibu kota Beijing untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang lebih baik daripada di kampung halaman mereka.

Para peneliti medis juga memperingatkan risiko wabah omicron di China mungkin muncul dalam beberapa gelombang, dengan kemungkinan lonjakan infeksi baru pada akhir 2023.

China pada awal Desember 2022 tiba-tiba mengakhiri kebijakan nol-Covid yang ketat. Negara itu juga secara resmi mengakhiri persyaratan karantina untuk pelancong yang datang, sambil memulihkan kemampuan warga China untuk bepergian ke luar negeri.

Negara itu memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat mulai Maret 2020 dalam upaya menahan infeksi Covid di dalam negeri.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Berdamai' dengan Covid, Kegiatan Warga China Mulai Bergeliat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular