Internasional

'Berdamai' dengan Covid, Kegiatan Warga China Mulai Bergeliat

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 January 2023 15:45
Penumpang naik kereta bawah tanah karena Beijing tidak lagi mewajibkan orang menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif sebelum memasuki tempat umum pada 6 Desember 2022 di Beijing, China. (VCG/VCG via Getty Images) Foto: Penumpang naik kereta bawah tanah karena Beijing tidak lagi mewajibkan orang menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif sebelum memasuki tempat umum pada 6 Desember 2022 di Beijing, China. (Getty Images/VCG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat di beberapa kota utama China seperti Beijing, Shanghai, dan Wuhan dilaporkan memulai kembali aktivitas reguler pada Senin (2/1/2023). Mereka yakin akan adanya peningkatan ekonomi bersamaan dengan banyaknya kasus pulih dari infeksi Covid-19.

Reuters melaporkan mulai banyak masyarakat yang berkumpul untuk sekadar bermain atau berbincang di Taman Danau Shichahai, Beijing. Kebanyakan para pengunjung di sana sudah optimistis tentang pembukaan kembali negaranya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah China membatalkan kebijakan nol-Covid yang ketat pada 7 Desember dan mengadopsi strategi hidup berdampingan dengan virus tersebut. Namun setelahnya gelombang infeksi sejak itu meletus secara nasional.

"Epidemi ... tidak memberi kami kesempatan untuk datang dan bermain," kata Yang, salah satu pengunjung taman. "Setelah berakhirnya penguncian ini, kami tidak perlu lagi memindai kode kesehatan dan juga tidak perlu memeriksa kode perjalanan. Jadi kami bebas sekarang."

Zhong, mahasiswa berusia 22 tahun, yang juga berada di danau itu, mengatakan dia tidak meninggalkan rumah selama dua atau tiga minggu setelah dia terinfeksi.

"Sekarang saya bisa keluar dan ini waktu yang tepat untuk liburan Tahun Baru. Saya ingin berkeliling di Beijing, melihat dan merasakan suasana pesta," katanya.

Meski ramai-ramai masyarakat memulai kembali aktivitas regulernya dengan memenuhi tempat-tempat umum, tetapi para pemilik bisnis menyatakan kenaikan ekonominya masih lambat di beberapa tempat yang lebih kecil dan terbatas seperti restoran.

"Produksi pekerjaan, kehidupan, dan hiburan semuanya kembali ke tingkat normal," kata seorang pria bermarga Wu, seorang tutor di pusat pelatihan pendidikan swasta. Ia menambahkan orang yang telah terinfeksi tidak lagi cemas.

Dalam beberapa hari terakhir, media pemerintah berupaya meyakinkan publik bahwa wabah Covid-19 telah terkendali dan mendekati puncaknya.

Angka kematian resmi China 5.250 sejak pandemi dimulai dibandingkan dengan lebih dari 1 juta di Amerika Serikat (AS). Hong Kong yang dikuasai China, sebuah kota berpenduduk 7,4 juta, telah melaporkan lebih dari 11.000 kematian.

Sekitar 9.000 orang di China mungkin meninggal setiap hari akibat Covid, kata perusahaan data kesehatan Airfinity, yang berbasis di Inggris, pekan lalu.

Kematian kumulatif di China sejak 1 Desember mungkin mencapai 100.000, dengan infeksi mencapai 18,6 juta, katanya. Airfinity memperkirakan infeksi Covid di China mencapai puncak pertamanya pada 13 Januari, dengan 3,7 juta infeksi setiap hari.

China mengatakan hanya menghitung kematian pasien Covid yang disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas sebagai terkait Covid. Jumlah kematian yang relatif rendah juga tidak sejalan dengan lonjakan permintaan yang dilaporkan oleh rumah duka di beberapa kota.

Pencabutan pembatasan di China terjadi setelah protes yang meluas pada November. Ini telah membuat rumah sakit dan rumah duka kewalahan, di mana orang-orang yang diinfus di pinggir jalan dan antrian mobil jenazah di luar krematorium.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Covid Menggila, 8 Negara Ini Waspadai Pelancong Asal China


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading