Internasional

Intip Biaya Penanganan Covid di China, Nilainya Fantastis!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 January 2023 14:40
Pekerja medis merawat pasien di unit perawatan intensif departemen darurat di rumah sakit Chaoyang Beijing, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Beijing, Cina ( 27/12/2022). (VIA REUTERS/CHINA DAILY)
Foto: Pekerja medis merawat pasien di unit perawatan intensif departemen darurat di rumah sakit Chaoyang Beijing, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Beijing, Cina ( 27/12/2022). (VIA REUTERS/CHINA DAILY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pemerintah daerah di China telah mengungkapkan jumlah dana yang mereka habiskan untuk memerangi pandemi Covid-19. Ini terjadi tatkala Negeri Tirai Bambu justru memperlonggar kebijakan protokol pandemi.

Pada 8 Januari, kantor berita Xinhua milik negara menerbitkan sebuah artikel yang mengungkapkan alasan utama di balik perubahan pemikiran kepemimpinan tentang kebijakan Covid mereka.

"Sulit untuk menghilangkan virus corona, dan biaya sosial serta biaya pencegahan dan pengendalian Covid meningkat," tulis kantor berita itu dikutip CNN International, Selasa (17/1/2023).

Pekan lalu, pemerintah daerah di seluruh China mulai mengadakan sesi legislatif tahunan untuk menjabarkan tujuan kebijakan masing-masing untuk tahun ini. Pertemuan ini akan akan berujung pada sesi parlemen nasional yang akan diadakan pada bulan Maret, di mana Perdana Menteri direncanakan untuk merilis target pertumbuhan PDB negara, serta rencana anggaran dan tujuan lainnya.

Dalam laporan anggaran pemerintah daerah, Provinsi Guangdong, yang merupakan provinsi teratas negara itu berdasarkan hasil ekonomi, menghabiskan total 146,8 miliar yuan atau setara Rp 330 triliun untuk pencegahan dan pengendalian pandemi selama tiga tahun terakhir mulai 2020.

Dana itu dihabiskan untuk pengujian Covid, vaksinasi, dan serangkaian pengeluaran terkait penegakan kebijakan. Itu pun belum termasuk pengeluaran terkait medis lainnya, termasuk pengeluaran kesehatan masyarakat.

Selama tiga tahun, pengeluaran terkait Covid melonjak sekitar 50% setiap tahun. Pada tahun 2022, mencapai puncak 71,1 miliar yuan.

Angka itu setara dengan 35% belanja provinsi untuk penelitian dan pengembangan. Itu juga lebih dari apa yang telah dihabiskan negara untuk membangun dana semikonduktor nasionalnya, salah satu inisiatif utama dari pemerintahan Presiden Xi Jinping.

Selain Guangdong, Beijing, ibu kota negara, pada Minggu mengatakan telah menghabiskan hampir 30 miliar yuan (Rp 67 triliun) tahun lalu untuk mencegah dan mengendalikan Covid. Itu naik 140% dari tahun 2020. Kota ini tidak mengungkapkan pengeluaran Covid tahun 2021.

Fujian, provinsi pesisir timur yang bertetangga dengan Guangdong, mendedikasikan 13,04 miliar yuan (Rp 30 triliun), pada tahun 2022 untuk menangani pandemi Covid-19, naik 56% dari tahun 2021. Selama tiga tahun terakhir, tagihan penanganan Covid provinsi itu mencapai 30,5 miliar yuan (Rp 69 triliun).

Shanghai, kota terkaya di China, melaporkan bahwa distrik Songjiang yang merupakan markas raksasa pembuat chip menghabiskan 4,45 miliar yuan (Rp 10 triliun).

Pemerintah daerah China juga menghadapi kekurangan dana karena tiga tahun kebijakan nol-Covid memberikan tekanan luar biasa pada keuangan mereka. Di sisi lain, penguncian dan kemerosotan di pasar perumahan memangkas pendapatan mereka.

Defisit fiskal negara yang luas, yang menggabungkan defisit untuk pemerintah pusat dan daerah, mencapai 6,66 triliun yuan dalam sepuluh bulan pertama tahun 2022. Ekonom memperkirakan defisit sepanjang tahun dapat mencapai rekor 10 triliun yuan pada 2022.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Berdamai' dengan Covid, Kegiatan Warga China Mulai Bergeliat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular