CNBC Indonesia Research

Rokok Murah Banjiri Pasar, Orang RI Masih Bisa 'Ngebul'

Chandra Asmara & Maesaroh & Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
28 October 2022 07:00
Penjualan Rokok Murah
Foto: Penjualan Rokok Murah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabkik)

Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 menunjukkan adanya peningkatan perokok di tengah pandemi. Jumlah perokok dewasa bertambah 8,8 juta orang dalam 10 tahun dari 60,3 juta menjadi 69,1 juta pada 2021.

Survei sejumlah lembaga juga menunjukan bahwa pandemi tidak mengurangi jumlah perokok. Namun, mereka mulai beralih ke rokok yang lebih murah.

Laporan Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) menunjukan 42% dari perokok persisten saat ini mengatakan akan mengurangi pengeluaran untuk merokok dan 24% dari mereka beralih ke rokok yang lebih murah.

Sementara itu, riset Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) menunjukkan kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah masih melanjutkan untuk merokok saat pandemi meskipun kesulitan secara ekonomi dan cenderung untuk beralih ke rokok yang lebih murah. Riset tersebut sejalan dengan penjualan di lapangan di mana banyak perokok yang kini mencari rokok murah.

"Banyak yang cari, karena tentu mereka mencari yang sesuai dengan kebutuhan kondisi keuangan masing-masing. Kebanyakan switch karena alasan keuangan sih bukan karena brand," tutur Andi, agen rokok di Bogor, kepada CNBC Indonesia.

Pengamat industri rokok Dimas Dwi Nugraha menjelaskan mahal dan murahnya harga rokok tentu saja sangat relatif bagi setiap orang.

Namun, jika dilihat dari bahan mentah, kemasan, dan faktor lain maka harga rokok murah untuk kelas Sigaret Kretek Mesin (SKM) adalah di bawah Rp 17.000-18.000 ribu per pack, kelas SPM di bawah kisaran Rp 25.000/pack, Sigaret Putih Tangan (SPT) di bawah Rp 10.000 per pack, dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) di bawah Rp 15.000.

"Kita bisa lihat banyak merek baru dan produk murah berterbangan di pasaran. Preferensi perokok agak sulit untuk diubah dengan produk-produk murah itu. Mereka banyak yang akhirnya ambil eceran untuk bisa memenuhi nafsu akan rokoknya yang sulit untuk dipenuhi oleh merk-merk murah itu," tutur Dimas, kepada CNBC Indonesia.

Penelusuran CNBC Indonesia menunjukkan banyaknya rokok murah yang baru beredar setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Perusahaan besar juga memakai strategi lain yakni mengemas ulang rokok dengan isi yang lebih sedikit.


HM Sampoerna mengeluarkan rokok lama dengan jumlah yang sedikit, di antaranya adalah Marlboro Filter Black (untuk 12 batang harga Rp 20.600 per pack) dan Philip Morris Magnum 12 (Rp 18.300/pack).

Produk baru yang diluncurkan di antaranya Marlboro Crafted Authentic (Rp 8.000-10.000 per pack) dan Marlboro Advance (Rp 17.00-19.000/pack)

Djarum meluncurkan produk seperti Djarum Super Next dan Djarum Wave yang dibanderol Rp 16.000 untuk 12 batang. Djarum juga mengeluarkan varian Djarum 76 Madu Hitam (Rp 12.000-13.000 per pack).

Wismilak meluncurkan Wismilak Golden ARJA yang dibanderol dengan harga Rp 8.000-9.000 per pack dengan isi 12 batang.

Rokok murah dari produsen lainnya adalah Minak Djinggo Rempah dari PT Nojorono Tobacco International (harga Rp 10.000/pack), City Lite By Ares produksi PR Sejahtera (Rp 14.000-16.000 per pack), Kansas American Blend (Rp 11.000-12.000 per pack), Aroma Mile (Mild) produksi Nojorono Group (Rp 15.000-16.000 per pack), dan Esse Bana Pop 12 batang produksi KT&G Group (Rp 21.000/pack).

Terdapat juga Camel Mild Intense Blue (Rp 20.000 per pack) dan Camel Mild Option Yellow Kretek 12 (Rp 15.000-16.000 per pack) propduksi PT. Karya Dibya Mahardhika dan Hero Casual Bold dari Hero Casual (Rp 13.000-16.000 per pack).

Selain yang beredar secara nasional, terdapat beberapa rokok yang peredarannya sangat kencang di daerah tertentu. Sejumlah rokok yang penjualannya kencang di daerah tertentu dengan produk baru setelah 2020 di antaranya adalah Gudang Baru Premium (Rp 15.000 per pack), Mozza (Rp 11.000 per pack), dan Super 57 Madjoe (Rp14.000 per pack).

Beragam produk PT Panen Boyolali dengan merk Lodjie seperti Lodjie 99, Lodjie Ijo (Rp 6.000-10.000 per pack), rokok 169 produksi PR Sayap Bintang Sayap Insan Malang (Rp 7.000-8.000 per pack), Aroma Mile (Rp 16.000 per pack) dan Aroma Slim (Rp 9.000 per pack) produksi PT A.T.I Kudus, Sukun Exective produksi PR Sukun Kudus (Rp 19.000-21.000 per pack), dan rokok Juara Ginseng produksi KT&G (Rp 10.000 per pack).

Ada juga Tabaco One produksi PR Jaleca Kudus (Rp 12.000) dan rokok Raven produksi PT Trasentra Tobacco Kudus (Rp 16.500), 

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular