Deretan PHK Massal yang Sudah Terjadi di RI

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 October 2022 07:10
PHK
Foto: cover topik/ PHK / Aristya rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mulai menyasar tenaga kerja di Tanah Air. Tak hanya di bidang start up, tapi kini sudah merambah sektor manufaktur di Indonesia. 

Ketidakmampuan menghadapi efek domino pelambatan ekonomi global jadi salah satu alasan pemicu terjadinya PHK. Sementara, baik pakar ekonomi dunia, hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulangkali memperingatkan ancaman resesi global yang akan memicu 'kegelapan' di dunia.

Berikut beberapa industri yang sudah melakukan PHK:

Industri Garmen-Sepatu

Ancaman pengurangan karyawan sudah mulai terlihat di industri padat karya. Kalangan buruh mengungkapkan bahwa banyak anggotanya yang sudah mulai mengurangi hari kerja, bahkan tidak sedikit yang akhirnya dirumahkan.

"Sampai saat ini yang dirumahkan panjang, artinya sebulan nggak kerja, paling nggak untuk anggota hampir 5.000-an, termasuk di industri tekstil, garmen, sepatu juga," kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK SPSI) Roy Jinto kepada CNBC Indonesia dikutip Senin (24/10/2022).

Fenomena ini terjadi akibat adanya penurunan permintaan, utamanya untuk pasar ekspor. Akibatnya pekerjaan menjadi lebih sedikit dan buruh yang menerima konsekuensinya, yakni tidak bisa bekerja secara normal bahkan untuk karyawan kontrak sudah mulai dilepas.

"Karyawan kontrak yang habis kontraknya nggak diperpanjang lagi oleh perusahaan. Karena kalau kontrak habis dengan order nggak ada jadi dia nggak diperpanjang. Karyawan tetap masih dirumahkan dan ada pengurangan hari kerja," kata Roy.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengungkapkan, sudah ada beberapa pabrik yang sudah meliburkan Sabtu-Minggu, ada juga yang kini hanya kerja 4-5 hari seminggu, hingga mematikan 1 hingga 2 lini produksinya.

"Ini akibat pelemahan global dan sudah kita rasakan terutama selama 2 bulan terakhir," ujar Jemmy, dikutip Sabtu (22/10/2022). Lebih parahnya lagi, Jemmy mengatakan hal ini juga berimbas kepada 45 ribu orang buruh industri TPT yang sudah dirumahkan hingga saat ini.

45 ribu orang saya pikir ada, dari hulu ke hilir industri TPT. Bukan cuma anggota API, nggak cuma pabrik garmen. Ada pabrik pemintalan, pencelupan, tenun, ada garmen," ujarnya.

"Dari data laporan itu lokasinya di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Nggak cuma industri, tapi IKM juga terkena. Karena di garmen itu banyak usaha hijab, gamis, baju koko, IKM yang menjahit untuk brand besar. Mereka kena akibat pelemahan daya beli ini," tambah Jemmy.

Jalan Tol

Rencana pemerintah dalam menerapkan Multi Lane Free Flow (MLFF) atau Sistem pembayaran tol tanpa buka kaca dan berhenti bakal memakan banyak 'korban', yakni dalam hal pemangkasan karyawan. Kalangan buruh mengungkapkan bahwa akibat penerapan sistem tersebut, puluhan ribu karyawan terancam menganggur.

"Kemungkinan totalnya 50.000 pekerja jalan tol seluruh Indonesia bukan hanya Jabodetabek," kata Presiden DPP Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/10/22).

Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari korban penerapan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui Gardu Tol Otomatis (GTO) sejak tahun 2017 lalu. Kala itu, buruh memprediksi hampir 20.000 orang terkena PHK. Artinya, penerapan MLFF nanti bisa menghabiskan 30.000 pekerja.

"Ketika GTO didirikan, betul-betul terjadi hampir 20.000 orang kena PHK. Sekarang akan lebih parah lagi, karena mobil otomatis lewat aja dan terpotong," kata Mirah.

Shopee

PT Shopee Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawan perusahaan pada Senin (19/9).

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan PHK merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaannya sebagai langkah efisiensi, setelah sebelumnya melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

Tanihub

Startup pertanian Tanihub menghentikan operasional dua gudang yakni di Bandung dan Bali.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya, mengatakan, ditutupnya dua gudang itu agar pihaknya bisa mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B yaitu horeka, ritel modern, grosir UMKN, dan mitra strategis.

"Nantinya, serapan hasil panen petani pun juga akan semakin besar dan tentunya akan turut memperkuat sisi hulu kami," ujar Bhisma dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia.

"Dengan demikian kami menghentikan juga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan B2C [melayani rumah tangga]," imbuhnya.

TaniHub juga melakukan PHK karyawan. PHK terhadap karyawan ini merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali tersebut. Namun perusahaan tidak menyebut jumlah karyawan yang terdampak PHK.

Fabelio

Startup desain furniture dan interior, Fabelio, resmi dinyatakan pailit. Kabar ini diketahui melalui pengumuman di surat kabar.

Menurut keputusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022
Pengumuman itu berisi keputusan pengadilan mengabulkan putusan pailit pada PT. Kayu Raya atau Fabelio pailit. "Menyatakan Debitor (PT. Kayu Raya Indonesia) dalam keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya," tulis pengumuman putusan pailit.

Mobile Premiere League

Start up e-sports asal India yang melebarkan sayapnya di Tanah Air ini mengumumkan PHK kepada sekitar 100 karyawan dan memutuskan untuk keluar dari pasar Indonesia.

Menurut keterangan pihak perusahaan, PHK massal dan penutupan bisnis di Indonesia ini adalah upaya untuk menumbuhkan bisnis inti serta menutup bisnis yang tidak berjalan.

LINE

Line Indonesia sempat menjadi sorotan di media sosial karena dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 80 karyawan di Indonesia.

Meski demikian, pihak LINE sudah memberikan klarifikasi bahwa PHK memang terjadi, namun jumlah karyawan yang terdampak tidak sampai ke angka yang disebutkan.

Xendit

Startup fintech Xendit memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina. Tessa Wijaya, Chief Operating Office Xendit, mengatakan perusahaan melakukan pertimbangan matang sebelum mengumumkan PHK.

"Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi kami membutuhkannya untuk mengoptimalkan bisnis kami untuk jangka pendek dan panjang," ujarnya, mengutip dealstreetasia.com.

Para karyawan Xendit yang terkena PHK akan diberi kompensasi yang layak dan perpanjangan asuransi kesehatan serta dukungan alumni. Perusahaan ini memiliki lebih dari 900 karyawan per Agustus 2022.

Bananas

Layanan e-Grocery Bananas yang baru diluncurkan awal tahun ini baru saja mengumumkan akan menutup operasionalnya. Keputusan tersebut diumumkan oleh perusahaan lewat unggahan story di akun Instagram resminya.
Bananas mengungkapkan, selama 10 bulan beroperasi perusahaan telah berkembang dengan cepat. Namun pada akhirnya terpaksa harus menutup layanan tersebut.

"Kami telah beroperasi sejak Januari 2022, membangun brand bersama dengan grup yang cerdas dan brilian yang selalu berupaya 100% memberikan layanan dan pengalaman berkualitas tinggi bagi pelanggan kami. Kami telah berkembang dengan mantap dan cepat dari bulan ke bulan selama 10 bulan terakhir," tulis Bananas.

Beres.id

Perusahaan rintisan (startup) Beres.id mengumumkan akan berhenti beroperasi mulai 1 Juli 2022. Penyebabnya, yakni pandemi covid-19 yang berdampak pada gangguan operasional, kekurangan tenaga kerja, dan biaya operasional yang tinggi perusahaan.

"Dengan berat hati kami mengumumkan mulai 1 Juli 2022, Beres dan semua platform afiliasinya tidak akan beroperasi lagi," ujar Co-founder and CEO Beres.id Choong Fui Yu dalam pernyataan di situs resmi, dikutip Jumat (10/6).

Beres.id mengatakan menutup operasional merupakan keputusan yang sulit. Tapi, perusahaan yakin ini merupakan cara terbaik untuk menghormati kewajiban kepada karyawan dengan memberikan pemberitahuan dan pembayaran pesangon.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi Global Mengancam, Buruh Desak Pemerintah Gerak Cepat

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular