
Pak Jokowi Help! Angka Kematian Covid RI Nanjak Terus

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan penurunan secara signifikan. Namun, angka kematian masih terus melonjak.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir (15-21 Agustus) mencapai 32.783, turun 12,3% dibandingkan pada pekan sebelumnya (8-14 Agustus) yang tercatat 37.796.
Artinya, dalam tiga pekan terakhir, kasus Covid-19 Indonesia terus melandai. Pada pekan sebelumnya, kasus Covid-19 juga turun 0,17% dan dua pekan sebelumnya melandai 2,31%.
Kasus Covid-19 di Indonesia mulai melonjak pada akhir Mei tahun ini seiring masuknya subvarian BA.4, BA.5.
Melandainya kasus Covid-19 pada pekan ketiga Agustus, disebabkan penurunan kasus di sebagian besar wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Dalam sepekan terakhir, kasus Covid-19 di Jakarta bertambah 15.266 atau turun 6,31% dibandingkan pekan sebelumnya (16.294).
Kasus di Jawa Barat tercatat 6.179 dalam sepekan terakhir atau turun 24,51%. Tambahan kasus Covid-19 di Jawa Tengah mencapai 979, melandai 12,98% sepekan terakhir. Artinya, Jawa Tengah akhirnya melandai setelah dua pekan sebelumnya melonjak.
Berbanding terbalik dengan penurunan kasus, rata-rata angka positivity rate sepekan terakhir melonjak menjadi 11,86% dari 11,42% pada pekan sebelumnya.
Dalam tiga pekan terakhir, positivity rate sudah dua kali lipat di atas ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%.
Angka kematian juga terus melonjak. Dalam sepekan terakhir , kasus kematian menyentuh 151 jiwa, melonjak 15,3% dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat 131. Jumlah kematian tersebut menjadi yang tertinggi sejak pekan ke empat April 2022 atau lebih dari tiga bulan terakhir.
Angka kematian terus merangkak naik dalam sebulan terakhir. Pada empat pekan lalu, angka kematian masih tercatat 91 kemudian meningkat menjadi 102 pada tiga pekan lalu, 131 pada dua pekan lalu, dan 151 pada pekan lalu.
Kasus kematian harian juga selalu menembus double digit sejak 25 Juli. Padahal, sepanjang akhir Mei hingga pertengahan Juli, Indonesia jarang melaporkan angka kematian double digit. Sepanjang pekan ini, angka kematian juga selalu di atas 20 jiwa, kecuali pada Rabu dan Minggu.
Jawa Tengah menyumbang angka kematian terbanyak dalam sepekan terakhir dengan jumlah 30 jiwa, naik 29,3% dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat 22 jiwa. Angka kematian di Bali mencapai 28 jiwa dalam sepekan terakhir, naik dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat 24 jiwa.
Sementara itu, kasus kematian di Jakarta tercatat 23 jiwa dalam sepekan terakhir, lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat 26 jiwa.
Sebelumnya, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman mengingatkan peningkatan angka kematian yang terjadi di tengah penurunan kasus menandai banyaknya kasus yang tidak terdeteksi.
"Banyak kasus infeksi yang tidak terdeteksi, tidak cepat ditemukan sehingga terlambat mendapatkan penanganan," tutur Dicky kepada CNBC Indonesia.
Dia menambahkan peningkatan kasus juga menunjukkan penyebaran kasus sudah mulai mengarah kepada kelompok rentan dan berisiko, seperti lanjut usia dan mereka yang memiliki komorbid.
"Kematian itu indikator dari keparahan dan juga indikator kegagalan pencegahan dari hulu hingga hilir. Ada kegagalan pencegahan dalam 3 T (testing, tracing, treatment). Angka kematian, jangan pernah dipandang kecil karena satu kematian itu sangat tidak ternilai," tutur Dicky.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tolong Pak Jokowi! Kasus Covid Meledak, DKI Mengkhawatirkan
