
8 Fakta Baru Rusia-Ukraina, Ada Drone Iran Ikut Perang

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Kali ini, pertempuran terjadi di wilayah Selatan di mana pasukan Ukraina mulai melancarkan serangannya untuk mengusir pasukan Rusia di kota Kherson.
Berikut update terbarunya dikutip AFP dan Reuters, Jumat (12/8/2022):
1. Ukraina-Rusia perang dekat pembangkit nuklir, dunia waspada
Lembaga pengawas nuklir PBB, IAEA, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa pertempuran di dekat pembangkit nuklir Zaporizhzhia Ukraina telah memicu "krisis besar". Bahkan, lembaga itu meminta agar mendapatkan izin untuk menurunkan tim ke lokasi.
"Ini adalah saat yang serius, saat yang berat dan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) harus diizinkan untuk melakukan misinya ke Zaporizhzhia sesegera mungkin," kata Dirjen IAEA, Rafael Grossi.
Kekhawatiran ini sendiri timbul tatkala badan nuklir Ukraina Energoatom mengatakan serangan terakhir terjadi di dekat salah satu dari enam reaktor pembangkit itu. Ini membuat sensor radiasi di reaktor itu rusak.
2. Zelensky perintahkan pejabatnya tak bongkar taktik perang
Presiden Ukraina Zelensky mengatakan kepada pejabat pemerintah untuk berhenti berbicara dengan wartawan tentang taktik militer Kyiv melawan Rusia. Hal ini disampaikannya sebagai reaksi atas laporan bahwa Ukraina terlibat dalam ledakan pangkalan militer Rusia di Krimea.
"Pernyataan seperti itu terus terang tidak bertanggung jawab," jelasnya.
3. Rusia gandakan serangan ke Ukraina
Brigadir Jenderal Ukraina mengatakan Rusia telah menggandakan jumlah serangan udara terhadap posisi militer dan infrastruktur sipil Ukraina bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Meski begitu, tidak dirinci mana saja lokasi serangan udara Moskow di Ukraina itu.
4. Ukraina evakuasi warga Donetsk
Ukraina bertujuan untuk mengevakuasi dua pertiga penduduk dari daerah yang dikuasainya di wilayah medan pertempuran timur Donetsk sebelum musim dingin. Hal ini sendiri dilakukan setelah Kyiv berpandangan bahwa masuknya pasukan Rusia di wilayah itu dapat membawa dampak berbahaya bagi warga sipil.
5. Pasukan Rusia latihan pakai drone di Iran
Pejabat Rusia dilatih di Iran dalam beberapa pekan terakhir sebagai bagian dari kesepakatan drone. Para pejabat Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan Iran akan menyediakan hingga beberapa ratus drone, termasuk beberapa yang mampu membawa senjata, ke Rusia.
Klaim itu juga menambahkan kekhawatiran bahwa Iran mendukung Rusia dalam perangnya di Ukraina.
6. Kreditur Ukraina setuju proposal Kyiv untuk tangguhkan pembayaran utang
Kreditur luar negeri Ukraina mendukung permintaannya untuk pembekuan dua tahun pembayaran obligasi internasional hampir US$ 20 miliar. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko default yang saat ini menghantui negara itu.
7. Pengiriman biji-bijian pertama Ukraina tiba
Kapal gandum pertama yang meninggalkan Ukraina minggu lalu berhasil berlabuh di Turki. Hal ini terjadi setelah seorang pembeli di negara itu sepakat untuk membeli gandum-gandum itu.
Kapal Razoni yang berbendera Sierra Leone meninggalkan pelabuhan Odessa, Ukraina, pada 1 Agustus dengan membawa 26.000 ton jagung dan diperkirakan akan berlabuh di pelabuhan Tripoli, Lebanon, akhir pekan lalu.
Namun para pejabat Ukraina mengatakan penundaan pengiriman selama lima bulan yang disebabkan oleh serangan Rusia mendorong pembeli Lebanon untuk membatalkan kesepakatan begitu kapal sudah berada di laut. Ini kemudian mendorong Razoni untuk mencari pembeli baru.
8. Negara ini sebut Rusia sponsor teroris
Parlemen Latvia menyatakan Rusia sebagai "negara sponsor terorisme". Negara Baltik itu juga menegaskan bahwa tindakan Rusia di Ukraina adalah perbuatan genosida.
"Parlemen mengakui Rusia sebagai negara sponsor terorisme, dan menyerukan negara-negara lain yang berpikiran sama untuk mengungkapkan pandangan yang sama," tulis pernyataan itu.
Anggota parlemen mengatakan bahwa mereka menganggap "kekerasan Rusia terhadap warga sipil yang dilakukan dalam mengejar tujuan politik sebagai terorisme".
"Kami juga mengutuk penggunaan munisi tandan untuk menabur ketakutan dan membunuh warga sipil tanpa pandang bulu," tambah pernyataan itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Fakta Baru Perang Ukraina, Rusia Mundur & Biden Disanksi
